Pada dasarnya semua orang berhak memilih jalan hidup mereka sendiri, bagaimana akhir dari perjalanan itu sendiri juga merupakan sebuah pilihan. Mungkin saja setelah berjalan setengah dari tujuan banyak hal yang tidak sesuai ekspetasi, bukan berarti kita harus menyesali keputusan sebelumnya. Melainkan terus berjalan sampai akhir, tidak peduli seberapa banyak luka yang didapatkan semua usaha tidak akan pernah berakhir sia-sia.
Semua doa yang dipanjatkan ke langit tidak mungkin kembali dengan kekecewaan, mungkin saja waktunya untuk dikabulkan lebih lama agar melatih kesabaran. Orang-orang berhak menentukan doa seperti apa yang ingin mereka langitkan agar didengar oleh sang pencipta langit dan bumi, mereka memilih sendiri kata yang tepat dan cara yang paling lembut agar dapat menyentuh kemaha-an yang esa.
Tingkatan dalam berdoa tidak pernah ada, semua doa disama ratakan. Hanya saja mereka yang benar-benar mengharapkan belas kasih Tuhan akan mendapatkan proses yang lebih panjang dan menguras emosi, juga keyakinan yang bisa goyah sewaktu-waktu. Disitulah keimanan seseorang benar-benar akan diuji, tidak ada pendosa yang tak menerima rahmat dari Tuhan. Bahkan manusia paling hina pun masih menerima ampunan nya, lalu kehidupan seperti apa lagi yang diharapkan oleh manusia lemah seperti kita?
Aldo hanyalah manusia biasa, dia bisa melakukan kesalahan dan Tuhan mengingatkan nya lewat kehilangan Dian. Dan Dian mendapatkan hidayahnya sendiri diambang kematian, Tuhan tidak mungkin membiarkan ciptaan nya merasa tidak berguna. Bahkan debu yang dianggap kotoran oleh manusia, memiliki kepentingannya sendiri.
Lalu kenapa masih ragu pada pilihan Tuhan disaat semua, setiap hal didunia ini sudah diatur sedemikian rupa. Mengapa masih tidak yakin bahwa selalu ada kebaikan dibalik kejadian ataupun musibah yang menimpa seseorang, Tuhan tidak seburuk yang diceritakan oleh mereka si pembenci. Bahkan yang mengatakan mereka membenci Tuhan pun adalah orang-orang yang sangat mempercayai keberadaan nya, kebencian timbul karena kekecewaan. Darimana muncul rasa kecewa kalau bukan dari cinta, sungguh mereka yang menganggap dirinya pembenci adalah mereka yang benar-benar mencintai.
Dian telah memilih kehidupan seperti apa yang akan ia jalani dimasa depan, begitu juga Aldo.
Tak pernah ada kisah yang berakhir bahagia selama tidak berlandaskan kecintaan kepada sang pencipta. Seperti roti tanpa selai, atau roti dibuat tanpa tepung, maka hal itu tidak akan menjadi sesuatu yang enak dimakan.
Cinta hanyalah warna, dan Tuhan berikan cinta kepada setiap manusia dimuka bumi. Tidak perlu takut terlambat menemukan cinta, karena mereka akan datang di waktu yang tepat dalam versi terbaik nya. Jadi jangan pernah meragukan takdir yang sudah jelas kita sepakati bahkan sebelum terlahir kedunia, sejahat apapun orang lain memperlakukan kita, tentu itu tidak akan berakhir sia-sia.
Andaipun tak mendapatkan keadilan didunia ini, sungguh pengadilan Tuhan adalah yang seadil-adilnya.
Aldo tersenyum menatap langit sore hari yang berwarna kuning terang, matahari sudah setengah perjalanan. Tidak perlu takut sendirian karena dalam kesedihan selalu ada kebahagiaan, lelaki itu menyesap minuman hangat nya sembari memandangi matahari terbenam.
Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai hari baru, esok akan lebih baik dari hari ini. Ia percaya kalau hidupnya sudah diberikan yang sebaik-baiknya. Pria itu mengenang betapa terobsesinya kepada sosok Dian, bahkan hanya dengan melihat kedua mata gadis itu ia menjelma menjadi pria gila seperti ini. Bagaimana pun masa lalu nya, Dian berhasil menjadi guru untuk Aldo dalam semua pelajaran hidup tentang cinta yang tak ia dapatkan disekolah mana pun.
Sekolah mengajarkan adab dan mengasah kemampuan serta mengembangkan pola pikir, tapi cinta membentuk hati yang jauh lebih kuat sehingga kegagalan tak akan menghancurkan apapun dalam diri kita. Justru semakin membangkitkan semangat memperbaiki diri. Dan jauh didalam lubuk hatinya, Aldo hanya berdoa agar dimana pun Dian berada, dia akan selalu merasa bahagia.
Tidak peduli seburuk apa hidupnya dimasa lalu, Dian pantas mendapatkan kehidupan yang layak."You'll awalys be my love, maybe not for last but you take special place in my life. Di, dimana pun kamu, semoga Tuhan kasih kamu kesempatan untuk hidup menjadi lebih bahagia dan penuh kegembiraan sampai luka mu terlupakan."
Akan lebih baik seperti ini, tidak ada salam perpisahan atau pertemuan sebelum memilih meninggalkan. Karena sebuah perpisahan hanya untuk mereka yang tak akan bertemu lagi, dan kedua sejoli itu, mungkin saja di kehidupan lain mereka akan berjumpa dalam diri yang telah sembuh dari trauma dan obsesi nya. Dan saat itu tiba nanti, semoga Tuhan memberkati keduanya dalam hubungan yang lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day I Left
Genel KurguCerita ini hanya karangan tak pasti, tiada akhir yang bahagia untuk kisah yang tragis.