Udara malam di Hongpen cenderung dingin sehingga Clara tidak nyaman saat tidur. Beberapa kali ia bangun dan menggosok kedua telapak tangannya untuk merasa hangat. Tapi itu tidak juga bisa membantunya.
Sudah pukul 11.00 malam dan suasana perkebunan sangat sunyi. Ada sedikit ketakutan yang merayap di hatinya ketika desiran angin dan juga suara jangkrik bersahutan.
Rasa haus datang dan ia benar tidak bisa menahan diri untuk minum. Ia terpikir untuk membangunkan Kendrick. Dengan ragu ia menekan nomor Kendrick namun pria itu tidak menjawab ponselnya.
Akhirnya Clara harus menelan egonya dan keluar dari kamar. Kini ia berdiri di depan pintu kamar Kendrick dan mengetuk sambil memanggil nama Kendrick dengan setengah berbisik.
Sebenarnya Kendrick belum tidur dan ia tahu saat Clara menelepon tadi hanya saja ia sengaja untuk melihat reaksi Clara.
Bahkan saat mendengar ketukan di pintu, Kendrick masih saja abai. Ia malah tersenyum kecil dan menahan diri untuk membuka pintu.
Lima menit berlalu dan ketukan itu berhenti. Dengan perasaan sedikit cemas Kendrick membuka pintu dan ia terkejut melihat Clara tengah berjongkok di samping pintu dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
"Apa yang terjadi?".
Clara menggeleng dan berdiri kemudian berjalan menuju kamarnya. Kendrick mengejar dan menahan bahunya.
"Apa kau butuh sesuatu Ra?".
Clara menelan ludah pahit dan menggeleng. Rasa kecewa benar-benar sampai di ubun-ubun.
"Tidak Tuan Foster. Maaf sudah mengganggu waktu tidur Anda".
Clara hampir menangis saat menyebutkan kalimat itu. Ia sangat sakit hati karena ia tahu Kendrick sengaja melakukan itu padanya. Ini baru pukul 11.00 malam dan tidak mungkin pria itu tidur nyenyak.
Boleh saja ia tidak menjawab ponselnya karena Clara hanya memanggilnya sekali. Tetapi, ketukan keras di pintu dan berulang-ulang disertai panggilan Clara itu sangat mudah untuk membuat Kendrick terbangun.
Dan Clara bisa tahu bahwa pria itu mempermainkan dirinya karena mata Kendrick dan juga wajahnya sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru saja bangun. Memikirkan hal ini hati Clara semakin sakit.
"Lalu kenapa kau mengetuk pintu berulang kali? Bahkan juga menelepon. Apa sesuatu terjadi?".
Clara berbalik dan menatap Kendrick. Ia menurunkan tangan Kendrick dari bahunya.
"Anggap saja kau tidak melihat dan mendengarnya. Maaf sudah mengganggu malam-malam".
Clara melangkah masuk dan menutup pintunya. Perlahan air mata bergulir di pipinya.
Kenapa diriku selalu seperti ini di hadapanmu? Aku merasa selalu kalah dan bodoh!
Sejenak Clara melupakan rasa hausnya, ia tenggelam dalam suasana hati yang buruk. Ia menangis dalam diam hingga perasaannya membaik.
Sementara Kendrick masih mematung di depan pintu Clara. Ada sedikit penyesalan terselip di hatinya. Ia hanya ingin bercanda tapi nyatanya Clara tersinggung dengan itu. Ia menarik napas lalu kembali ke kamarnya.
Tepat saat itu Clara keluar dan turun ke bawah. Rasa takut yang semula ia rasakan tiba-tiba hilang begitu saja. Ia hanya ingin mencari udara segar di luar setelah menangis.
Beruntung bahwa pintu utama tidak terkunci jadi ia dengan mudah melangkah keluar.
Kabut tipis terlihat dimana-mana. Clara menghembuskan napas pelan dan mulai menyusuri setiap petak tanaman herbal yang berderet rapi sesuai jenisnya. Kedua tangan dimasukkan dalam saku mantelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (TAMAT)
RomanceApa yang akan kau lakukan jika takdir memberikan kesempatan kedua padamu? Setelah 4 tahun bercerai dan hilang kabar sama sekali, Kendrick dan Clara dipertemukan dalam satu urusan. Apakah kebersamaan itu akan membuat mereka mengakui rasa cinta satu s...