Don't Say Anything

457 46 7
                                    

Hari sudah gelap dan Nicholas belum pulang. Clara sedang menyiapkan tas kecil berisi perlengkapan pribadinya dan surat-surat pentingnya. Tadinya ia berpikir untuk mencari Nic ke Rumah Sakit, namun ia membatalkan niat itu. Beberapa orang di sana akan menertawakan dirinya.

Setelah menarik napas berat beberapa kali Clara akhirnya keluar dari kamarnya dan berjalan menuju pintu. Betapa kagetnya ia saat pintu terbuka. Ia melihat Kendrick sedang duduk bersandar di tembok.

Cepat-cepat Kendrick berdiri dan merapikan dirinya.

"Bisakah kau mengantarku ke hotel Four Season? ".

"Tentu saja".

Jawab Kendrick cepat. Ia membiarkan Clara berjalan di depan. Tangannya ingin mengambil tas di tangan Clara namun Clara menolak. Kendrick tidak memaksanya. Ia merasa sikap Clara sangat dingin.

Mobil baru saja keluar dari parkiran saat mata Clara melihat mobil Nicholas berbelok masuk. Kendrick memperlambat laju mobil namun Clara memintanya untuk terus berjalan.

Tak ada percakapan apapun lagi hingga mereka tiba di hotel Four Season. Clara membuka pintu mobil dan turun.

"Terima kasih Kendrick. Kau boleh pergi sekarang".

Kendrick turun dari mobil dan meraih tangan Clara.

"Tidak Ra. Aku akan ada di sampingmu. Katakan padaku, apa yang terjadi?".

"Aku baik-baik saja Kendrick. Ini...ini bukan urusanmu ".

"Tapi Ra... Aku hanya ingin tahu kenapa? Kenapa Nicholas tidak datang? Apa ia sengaja?".

Clara menunduk agar Kendrick tidak melihat air matanya.

"Pergilah. Aku mohon Ken, pergilah!".

Kendrick ingin bicara lagi tapi Clara buru-buru masuk ke dalam mobilnya. Ia meninggalkan Kendrick yang masih mematung di sana.

Sementara itu, Nicholas yang baru saja masuk terkejut melihat secarik kertas diatas meja ruang tamu. Ia mengambilnya dan membacanya sekilas kemudian meremas kertas itu dan membuangnya.

Ia berlari ke kamar Clara untuk membuktikan pikirannya dan benar bahwa Clara tidak ada di sana. Hanya baju pengantin putih yang tergeletak di ranjang dengan cincin pertunangan milik Clara. Ia membuka lemari dan menemukan beberapa barang milik Clara tidak ada.

Apa ia benar-benar pergi?

Nicholas mengambil ponsel dan menelepon namun panggilan itu tidak dijawab oleh Clara. Ia mencoba menghubungi sekertaris Clara namun sekertaris itu tidak tahu dimana Clara berada.

Kesadaran Nicholas seakan baru kembali. Ia mengutuk dirinya yang tidak bisa berpikir panjang. Rasa sunyi di apartemen telah membuatnya menyadari apa yang ia lakukan benar-benar keterlaluan.

Hal terakhir yang ia lakukan adalah menghubungi ketua Tim WO.

"Anda benar-benar keterlaluan".

Hanya ucapan pendek ini yang dikatakan oleh ketua Tim WO dan percakapan itu terputus. Seluruh tubuh Nicholas langsung lesu. Nada suara itu terdengar begitu kecewa.

Jika orang lain saja bisa seperti itu, lalu bagaimana dengan perasaan Clara?

Nicholas meninju tembok di hadapannya untuk melampiaskan penyesalannya. Ponselnya berbunyi dan ia melihat nama Brittany di sana. Ia memilih mengabaikan panggilan itu. Bukan sekali tapi berkali-kali.

Otaknya mulai bekerja keras untuk mengingat tempat yang bisa didatangi Clara sekarang. Di sini, di Boston, Clara tidak punya siapapun selain dirinya. Bahkan seingat dirinya, Clara juga tidak punya sahabat dekat karena sejak mereka bersama Clara hanya memiliki dirinya untuk berbagi segalanya.

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang