Keep away Kendrick

526 41 0
                                    

Perjalanan kembali ke Beijing dilakukan keesokan harinya. Namun Clara tidak melihat Kendrick saat di kereta maupun di pesawat. Ia ingin bertanya kepada Dokter Ning tapi tidak jadi.

Apa yang akan dipikirkan mereka?

Tiba di Beijing Tuan Hu langsung mengantar Clara ke hotel. Pada saat melewati pintu kamar Kendrick mata Clara melihat lekat pintu kamar yang tertutup itu.

"Apa Anda mencari Tuan Foster? ".

"Oh, tidak. Sama sekali tidak Tuan Hu".

"Tuan Foster telah kembali ke Amerika tadi siang. Ada urusan mendadak. Aku yang mengantarnya ke bandara".

"Terima kasih Tuan Hu. Aku harus membersihkan diri".

Ada rasa kecewa dan juga kehilangan di dalam hati Clara. Bagaimana bisa Kendrick pergi tanpa memberitahunya? Meninggalkan dirinya sendirian?

Clara duduk di ranjang dan memijit keningnya. Ia menertawakan dirinya sendiri.

Bukankah ini yang aku mau?
Menjauh dari Kendrick...

Saat makan malam perpisahan Presiden Wang memberikan dua bingkisan pada Clara.

"Ini tanda terima kasih kami karena kalian berdua sudah di sini. Tolong berikan ini untuk Tuan Foster ".

"Aku pikir ini berlebihan tapi aku juga tidak bisa menolak. Baiklah Presiden Wang. Aku sangat menikmati segala hal di sini. Aku ingin tinggal lebih lama tapi pekerjaanku memaksa untuk pulang".

"Anda adalah wanita hebat. Pantas Profesor Nicholas memilih Anda. Kami akan menunggu kabar baik dari Boston".

"Tentu saja Dokter Ning. Terima kasih sudah merawatku dengan baik".

Mereka kemudian bersulang dan menikmati makan malam hingga pukul 10.00.

Tuan Hu membawa Clara kembali ke hotel dan membereskan beberapa barang.

Keesokan paginya Clara sudah berada di pesawat untuk terbang ke New York. Sesaat setelah terbang, hujan deras turun. Clara memilih untuk menutup mata dan bernostalgia tentang semua yang terjadi di Fuwai dan Sichuan. Tanpa sadar ia tersenyum saat wajah Kendrick singgah di memorinya.

Aku merindukannya?
Tidak! Tidak boleh!

"Penumpang yang terhormat, segera periksa sabuk pengaman dan pastikan itu dalam keadaan seharusnya. Kita akan mengalami turbulensi karena cuaca sedikit buruk".

Pemberitahuan pramugari melalui mikrofon pesawat membuat semua orang cemas termasuk Clara.

Benar saja, tak lama kemudian seluruh isi pesawat bergoncang. Ketakutan mulai dirasakan semua orang. Clara juga tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.

Saat melihat keluar jendela hanya kabut gelap dan petir yang terlihat. Clara memutuskan untuk menutup matanya. Ia terus merapal doa dalam hatinya agar cuaca buruk ini berakhir.

Turbulensi kedua kembali terjadi. Kali ini lebih keras sehingga semua orang berteriak. Beberapa pramugari mulai berjalan untuk memastikan semua penumpang memakai sabuk pengaman.

Pesawat semakin bergetar dan berayun-ayun tak terkendali. Beberapa wanita tua mulai panik dan berteriak ketakutan. Clara meremas ujung mantelnya kuat-kuat.

"Kita akan mendarat darurat di bandara terdekat sampai cuaca benar-benar layak untuk terbang".

Kembali pemberitahuan terdengar di telinga semua orang. Keadaan semakin berisik.

8 jam telah berlalu sejak penerbangan Beijing ke New York. Presiden Wang mengambil ponsel dan menghubungi Kendrick.

"Aku menitipkan sesuatu untukmu. Nona Trump akan memberikannya ketika ia tiba".

"Itu tidak perlu Presiden Wang. Namun  jika itu sesuatu yang wajib, aku sungguh tidak bisa menolaknya. Aku akan menghubungi Clara kalau begitu".

"Sampai jumpa Tuan Foster. Aku akan mengunjungi kalian nanti".

Baru  saja Presiden Wang duduk, Tuan Hu datang dan menunjukan sesuatu dari ponselnya.

Pusat Kendali Bandara Beijing hilang kontak dengan pesawat menuju New York.

"Apa ini?".

"Melihat nomor seri pesawat ini, aku pikir ini adalah pesawat yang digunakan oleh nona Trump".

Kata Tuan Hu dengan wajah pucat. Presiden Wang sangat terkejut. Ia langsung melakukan panggilan untuk Clara.

Kemudian ia menoleh pada Tuan Hu dengan ekspresi serius.

"Hubungi pihak maskapai dan tanyakan nama penumpang atas nama Clara Trump. Apakah benar ia ikut penerbangan itu atau tidak!".

Dengan cepat Tuan Hu melakukan apa yang diminta Presiden Wang. Hanya dalam hitungan menit dan ia merasa seluruh tubuhnya kaku.

"Ada apa?".

"Nona Trump ada dalam pesawat itu".

Kegelisahan melanda semua orang. Presiden Wang meminta untuk tidak menghubungi Nicholas atau pun Kendrick sekarang. Ia harus memastikan keberadaan pesawat yang digunakan Clara.

Waktu berputar cepat dan ini sudah 14 jam sejak Clara berangkat. Seharusnya ia sudah ada di langit Amerika dan bersiap mendarat sebentar lagi.

Di kantor Nicholas memilih pulang lebih awal untuk menyiapkan makan malam. Ia ingin menyambut kekasihnya. Ia sangat merindukan Clara. Ia telah meminta anak buahnya untuk menjemput Clara di New York menggunakan jet pribadinya.

Sedangkan pagi tadi saat menerima telepon dari Presiden Wang, Kendrick berada di New York. Karena itu ia memutuskan untuk menjemput Clara di bandara.

Arloji di tangannya menunjukan pukul 07.00 malam. Seharusnya pesawat Clara akan mendarat beberapa menit lagi. Kendrick keluar dari apartemen dan langsung menuju Bandara Jhon Kennedy.

Setelah parkir ia langsung menuju pintu kedatangan penumpang. Namun, ia sedikit merasa aneh ketika melihat di gate rute New York-Beijing banyak orang ada di sana.

Ada beberapa orang yang menangis sambil berpelukan. Karena penasaran Kendrick mempercepat langkahnya dan mendekat.

"Permisi! Apakah pesawat dari Beijing sudah tiba?".

Pertanyaan Kendrick tertuju pada pria berseragam sekuriti yang sedang bicara dengan seorang pria Tionghoa. Sekuriti itu menoleh.

"Apa Anda tidak membaca berita? Pusat Kendali Bandara Beijing kehilangan kontak dengan pesawat setelah 6 jam penerbangan".

"Apa maksudmu?".

Tanpa menunggu jawaban pria itu, tangan Kendrick langsung mengecek portal berita online di ponselnya. Tangannya gemetar saat membaca seluruh tag_line berita.

Tidak mungkin!

Batin Kendrick. Tanpa aba-aba ia langsung menelepon Presiden Wang.

"Tuan Foster...".

"Apa yang terjadi?".

"Kami sedang mencari informasi...".

Kendrick langsung mengakhiri percakapan itu. Ia menekan panggilan untuk Clara. Tentu saja itu sia-sia karena ponsel Clara kehabisan daya. Mereka telah mendarat darurat di sebuah tempat terpencil. Pesawat mengalami beberapa kerusakan kecil pada rodanya akibat gesekan dengan landasan pacu darurat.

Semakin malam semakin banyak orang datang. Bahkan beberapa kerabat penumpang bertengkar dengan maskapai.

Kendrick duduk di sudut dan membeli segelas kopi. Rasa penyesalan menyerbunya.

Andai saja aku tidak egois...
Andai saja aku menahan diri untuk pulang bersamamu...
Andai saja..
Andai saja Ra...
Dimana dirimu?
Apa kau baik-baik saja?


➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang