A Space

198 26 2
                                    

Hujan gerimis turun membuat Clara memilih sebuah cafe kecil untuk mencari minuman hangat. Dia duduk di dekat jendela dan melihat keluar.

Pikirannya membawa ia ke masa-masa saat dirinya ada di kota ini termasuk saat ia menikah dengan Kendrick

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikirannya membawa ia ke masa-masa saat dirinya ada di kota ini termasuk saat ia menikah dengan Kendrick.

"Waktu berlalu Ken...".

Gumamnya pelan dengan mata berkaca-kaca. Ia menyeruput latte dari cangkir sambil memasukkan macaron manis ke dalam mulut dan mengunyah.

Clara membuka ponsel untuk mencari penerbangan ke Austin. Sayangnya, semua penerbangan komersial sudah penuh. Bahkan pesawat terakhir telah lewat. Ia menarik napas sambil mengelus perutnya.

"Apa kau merasa aman di dalam sana?".

Ia kembali teringat pertengkaran besar mereka. Wajah Kendrick yang marah besar tergambar jelas.

"Kenapa kau menginginkannya? Bukankah ia akan menjadi beban?".

Clara menghabiskan latte di cangkir lalu meninggalkan uang di meja. Ia harus mencari hotel untuk menginap. Langkah kakinya membawa dirinya di emperan cafe. Ia terus menoleh untuk mencari taksi.

Mobil Alford melintas dengan perlahan. Ia hendak membeli beberapa bahan makanan dan obat karena Kendrick demam. Dari spion ia melihat Clara yang berdiri tegak sambil memeluk tas. Kening Alford berkerut, lalu ia berhenti dan mundur untuk memastikan apa yang ia lihat.

Jantungnya hampir berhenti berdetak. Ia tidak menyangka itu benar-benar Clara. Ia mengambil payung dan turun.

"Nyonya Foster...".

Sapaan akrab itu membuat Clara menoleh secara refleks dan matanya membulat.

"Apa yang kau lakukan disini?".

Mereka berdua mengucapkan kalimat ini serempak.

"Maaf...".

Itu ucapan Alford.

"Aku...Aku ada urusan dan baru saja selesai".

Clara berbohong. Ia kemudian menunduk. Alford bisa melihat pipi Clara yang merah. Dan ia teringat sesuatu.

"Tuan Foster demam. Wajahnya begitu pucat. Aku hendak membeli beberapa obat dan makanan".

Clara menggigit bibirnya.

"Sejak semalam ia tidak kembali. Aku malah menemukannya di bandara pagi-pagi. Padahal udara sangat dingin...".

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang