Di belahan dunia yang lain tepatnya di Jerman, Nicholas baru saja bangun. Ia terkejut bahwa Brittany ada di sampingnya dan masih tertidur pulas.
Buru-buru ia turun dari ranjang dan merapikan dirinya. Bayangan Clara memenuhi pikirannya.
Secepat kilat Nicholas masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Ia menyabuni tubuhnya beberapa kali seakan ingin menghapus noda yang menempel karena tidur bersama Brittany. Otaknya kembali bekerja untuk menemukan alasan kenapa mereka berdua harus seranjang.
Aku yakin aku tidak melewati batasan!
Gumam Nicholas sambil menutup tubuhnya dengan handuk dan keluar. Ia memantapkan hatinya.
"Selamat pagi Nic".
Ucapan serak Brittany membuatnya terkejut setengah mati. Ia buru-buru menutup dada telanjangnya dengan pakaian yang ada di tangan.
"Bisakah kau berbalik? Aku hanya akan mengenakan pakaianku dengan cepat".
Di luar dugaan Brittany tertawa.
"Lakukan saja. Lagi pula apa yang membuatmu risih? Apa kau lupa kita tidur di ranjang yang sama?".
Tubuh Nicholas bergidik saat mendengar kalimat Brittany. Ia mencoba menghalau rasa gugup yang menderanya.
"Maafkan aku tapi aku rasa kau salah paham. Ini hanyalah sesuatu yang tidak disengaja. Aku harap kau tidak membesarkan hal ini. Dan juga tidak ada yang terjadi di antara kita".
Brittany menyibak selimut dan pemandangan lain terlihat di mata Nicholas. Brittany hanya mengenakan bra dan itu membuat Nicholas menggeleng.
"Apa yang dilakukan dua orang dewasa? Kau seorang pria dan aku tidak perlu mengatakannya secara detail. Aku mengerti jika ini hanya have fun tapi kau tidak boleh menyangkal ini Nicholas. Semua orang melakukan ini sebelum terikat pernikahan dan itu sah-sah saja".
Nicholas memalingkan wajahnya dan berusaha tidak terpancing dengan perkataan Brittany. Sementara Brittany bergerak turun dari ranjang hanya dengan pakaian dalam yang melekat di tubuhnya. Ia memungut pakaian luarnya yang teronggok di lantai dengan santai.
"Aku harus kembali ke kamarku. Jika kau tidak sibuk, ayo makan siang bersama".
Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Nicholas hingga Brittany menghilang di balik pintu. Tinju Nicholas mengenai tembok di hadapannya tanpa jeda.
Ia memaki dirinya dengan keras. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tapi otaknya tidak memberitahu apa-apa.
Nicholas bergegas karena akan menghadiri pertemuan penting. Selama kegiatan berlangsung ia sama sekali tidak konsentrasi. Ia hanya ingin menghubungi Clara karena rasa gelisah yang menderanya.
Sore harinya dalam perjalanan pulang ke hotel ia menelepon Clara. Clara yang sudah tiba beberapa jam lalu di Boston langsung menjawab telepon itu.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?".
Tanya Clara antusias.
"Semua berjalan lancar. Aku merindukanmu Ra".
"Jangan konyol. Baru satu hari dan kau sudah merengek. Fokus pada pekerjaanmu Nic".
"Aku sudah tidak sabar untuk menikah denganmu".
"Ya. Aku tahu itu. Aku menunggumu".
"Aku mencintaimu Clara Trump ".
"Nicholas... kenapa kau terdengar aneh? Apa sesuatu terjadi?".
"Tidak ada Ra. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Kau harus percaya padaku".
"Aku tahu Nic. Kau selalu melakukan itu. Sekarang kau harus istirahat. Aku lelah dan ingin tidur. Aku juga merindukanmu".
Clara menghempaskan tubuhnya di ranjang. Perkataan Nicholas barusan sangat mengganggu pikirannya.
Ada apa?
Ia menatap langit-langit kamarnya dan merenung. Pertemuan semalam bersama Kendrick yang berakhir di ranjang membuatnya sedikit merasa bersalah. Tapi ia yakin, itu tidak buruk karena Kendrick masih tahu batasan yang jelas dan juga tidak ada yang terjadi kecuali ciuman itu.
Tak terasa pekerjaan Nicholas selesai dan ia langsung kembali ke Boston. Di perjalanan ia membeli buket bunga kesukaan Clara.
Begitu tiba di apartemen ia tidak menemukan Clara. Nicholas menghubungi ponselnya namun itu tidak di jawab. Ponselnya sibuk. Dengan perasaan gelisah Nicholas memutuskan untuk mandi dan menunggu Clara pulang.
Tak lama kemudian suara mobil terdengar. Nicholas melihat dari balkon dan tersenyum lega saat melihat Clara keluar dari mobil.
Begitu pintu terbuka ia segera memeluk Clara erat dan mencium seluruh wajahnya. Clara sampai merasa tidak nyaman.
"Aku meneleponmu namun kau berada dalam panggilan lain".
Protes Nicholas sambil menuntun tangan Clara untuk duduk di sofa. Clara tersenyum padanya.
"Brittany meneleponku...".
"Bri... Brittany? ".
Nicholas mendadak merasa gugup saat mendengar nama Brittany.
"Ya. Ia mengatakan kalian bertemu di sana. Dan juga ia mencarimu di hotel tapi kau sudah check out ".
Jantung Nicholas semakin tak karuan berdetak. Ia merasa sesak.
"Aku hanya menyapanya sebagai temanmu. Aku sedikit tidak nyaman saat bersamanya".
Kening Clara berkerut. Nicholas bukan tipe orang yang menolak orang lain secara terangan. Menurut Clara, Brittany adalah gadis ramah dan itu tidak masuk dalam tipe orang yang harus dihindari oleh Nicholas.
"Kenapa?".
"Aku tidak suka caranya menatapku. Dan juga cara berpakaiannya saat datang ke hotel".
Clara menggenggam telapak tangan Nicholas dan tersenyum.
"Itu hanya pemikiranmu saja. Dia adalah gadis yang baik. Kau harus mengenalnya lebih dekat Nic. Percayalah, Brittany tidak seburuk itu".
Wajah Nicholas memerah. Ia tahu bahwa hari Clara terlalu putih untuk bisa menilai buruk orang lain. Ia harus mengalah.
"Lupakan itu Ra. Ikut aku sebentar".
Nicholas menarik tangan kekasihnya dan membawa Clara ke kamarnya. Clara terkejut saat melihat buket bunga besar di ranjang. Ia mengambilnya dan sesuatu jatuh dari sana.
Saat ia menunduk untuk mengambilnya, Nicholas sudah berlutut di hadapannya.
"Aku mencintaimu Clara Trump dan aku ingin kau menjadi partner hidupku selamanya".
Tangan Clara bergetar saat melihat tulisan di kertas yang jatuh. Itu adalah lamaran pernikahan Nicholas untuknya. Matanya berkaca-kaca dan ia mengangguk sambil menarik tangan Nicholas untuk berdiri.
"Tentu saja Nic. Tidak ada alasan bagiku untuk menolak dirimu. Terima kasih sudah memilihku".
Perlahan Nicholas menunduk dan melumat bibirnya. Baru saja bibir Nicholas yang hangat menciumnya, bayangan Kendrick muncul.
Perasaan lain tiba-tiba meluap dalam dirinya. Ia ingin menangis. Clara menarik kepalanya dan ciuman itu terputus.
"Ma...maaf Nic. Aku harus ke toilet".
Dengan sedikit berlari Clara pergi ke toilet dan langsung mengunci pintu. Rasa bersalah menghinggapi dirinya. Ia membasuh wajahnya di wastafel dan menatap dirinya di cermin.
Apa aku pantas untukmu?
Sebuah pikiran datang begitu saja.
Aku akan mengatakan semuanya Nic. Setelah itu kau boleh memutuskan.
Ya. Clara berniat memberitahu Nicholas tentang ia dan Kendrick beberapa hari lalu di San Fransisco. Ia tidak ingin menyembunyikan apapun dari calon suaminya itu.
➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (TAMAT)
RomanceApa yang akan kau lakukan jika takdir memberikan kesempatan kedua padamu? Setelah 4 tahun bercerai dan hilang kabar sama sekali, Kendrick dan Clara dipertemukan dalam satu urusan. Apakah kebersamaan itu akan membuat mereka mengakui rasa cinta satu s...