The Distance

372 29 0
                                    

Kehidupan kembali berjalan normal bagi Clara dan juga Kendrick. San Fransisco dan Boston adalah dua tempat yang berbeda. Ada beberapa pertemuan yang sengaja dihindari oleh mereka berdua.

Walau sedikit putus asa tapi Kendrick selalu memikirkan kata-kata Alford tentang kesempatan kedua yang mungkin.

Sedangkan bagi Clara, segalanya telah usai. Pertemuan kembali dengan Kendrick sebenarnya mengorek sesuatu yang telah terkubur lama. Tapi, memikirkan Nicholas membuatnya bertekad untuk tidak menyakiti pria baik itu.

Besok adalah peringatan kematian Nyonya Maydelline Foster, ibu Kendrick. Clara terlihat gelisah sepanjang hari. Ia tak akan pernah melupakan hari itu karena sosok Nyonya Foster yang sangat berarti baginya.

Ada keinginan besar untuk pergi ke sana namun ia ragu untuk memberitahu Nicholas. Ia takut Nicholas akan salah paham.

Mereka berdua baru saja tiba di apartemen. Nicholas langsung memeluknya erat begitu Clara meletakkan tasnya.

"Apa sesuatu yang baik terjadi hari ini?".

Nicholas meletakkan kepalanya di tengkuk Clara dan menangguk senang.

"Kau tahu, sejak aku bersamamu satu persatu keberuntungan datang padaku. Percaya atau tidak tapi itu yang terjadi Ra".

Dengan refleks Clara berbalik dan ia melihat binar bahagia di mata Nicholas.

"Bukan keberuntungan. Itu adalah hadiah atas kerja kerasmu Nic. Kau tahu, aku selalu iri padamu. Kau mendapatkan semua yang kau impikan dengan mulus...".

Nicholas menarik diri dan menangkup pipi Clara.

"Seandainya kau tidak membeli vila itu, mungkin aku tidak akan menjadi dokter. Dan aku juga tidak akan sampai pada titik ini Ra. Jadi, aku percaya bahwa ini adalah keberuntungan".

Clara tetap menggeleng.

"Itu hanya...".

Clara tidak meneruskan kalimatnya karena Nicholas langsung melumat bibirnya lembut. Tak balasan untuk ciuman itu. Pikiran Clara diisi dengan Kendrick.

Perkataan Nicholas tentang vila itu mengingatkan segalanya tentang mantan suaminya. Hal yang sedikit manis tapi juga menyimpan banyak luka.

Spontan saja Clara menarik wajahnya dan ciuman itu terputus. Ia memeluk Nicholas untuk mengatasi rasa galau di hatinya.

"Ada apa?".

Tanya Nicholas pelan namun Clara tidak menjawab. Ia hanya memejamkan mata dan berusaha melupakan Kendrick.

"Ayo bersihkan diri dan istirahat. Aku sedikit lelah Nic".

Pelukan mereka terurai. Nicholas menariknya untuk duduk di sofa. Ia menggenggam kedua tangan Clara.

"Besok pagi aku harus pergi ke Jerman. Ada seminar di sana. Setelah pulang, kita akan mengurus proses pernikahan kita".

Clara tak berkedip saat Nicholas bicara. Entah harus senang atau terkejut karena dua hal ini terlalu berarti untuknya.

Pertama, Nicholas akan pergi ke Jerman. Itu artinya ia bisa pulang ke Boston dan berziarah di makam Nyonya Foster.

Kedua, mereka akan menikah setelah ini. Itu artinya ia tidak akan ragu lagi tentang perasaannya dan ia akan menutup lembaran cerita untuk Kendrick.

"Berapa lama? Maksudku di Jerman".

"Sekitar 10 atau 12 hari. Apa kau mau ikut? Kau bisa ajukan cuti sekarang. Aku baru akan memesan tiket setelah memberitahu dirimu".

"Aku senang tapi ini bukanlah waktu yang tepat. Ada beberapa proposal yang harus aku periksa dan juga kau pergi untuk bekerja, aku akan sangat bosan menunggu di hotel. Ayolah sayang, tidak. Lain kali saja".

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang