Mata Kendrick terpaku pada buket bunga segar yang ada di nisan ibunya.
Jadi benar itu dirimu?
Kendrick masih hafal aroma parfum Clara yang tak pernah berubah. Aroma itu masih tertinggal walau angin sore berhembus sedikit kencang. Ia membetulkan kacamatanya karena pelupuk matanya sudah hangat.
Setiap tahun, hanya ia yang datang untuk mengunjungi makam ibunya. Kakaknya James terlalu sibuk untuk menyapa. Kendrick menelan ludah pahit dan berjongkok.
"Mom... Aku tidak baik-baik saja. Bisakah kau mengatakan sesuatu untukku? Aku sangat kesepian dalam hidupku. Kau... Kau sengaja pergi agar aku seperti ini? Apa yang dikatakan Clara tadi? Aku tahu kau sangat menyukainya dan kau pasti sedang tertawa karena aku telah melakukan kesalahan 4 tahun lalu. Bisakah aku punya satu kesempatan bersama Clara lagi? Aku ... Aku hanya ingin mengatakan padanya aku menyesal dan aku mencintainya... Bisakah kau menolongku?".
Kendrick membiarkan air matanya meleleh. Ia hanya ingin mengatakan perasaan yang tidak pernah terucap pada siapapun. Sifat Kendrick selalu tidak percaya pada orang lain. Itulah mengapa ia tidak punya banyak teman.
"Apa aku cengeng? Ya. Beberapa waktu belakangan ini aku tiba-tiba cengeng. Tepatnya sejak Clara pergi dari sisiku mom. Aku harus pulang ke San Fransisco, aku akan selalu merindukanmu".
Kendrick mengambil buket bunga Clara dan menghirup aroma itu selama mungkin. Hatinya sedikit lega dan lapang. Ia tersenyum kecil saat teringat kenangan mereka di Sichuan.
Dalam perjalanan pulang Kendrick memainkan ponselnya. Ia ingin menghubungi Clara tapi ia ragu. Mengingat pertemuan terakhir mereka Clara sudah memintanya dengan tegas untuk menjauh.
Alford terus memperhatikan Kendrick dari spion. Kemudian ia menghubungi anak buahnya.
"Kirimi aku lokasinya segera!".
Mobil Alford melaju menuju hotel Palace tempat Clara menginap. Kendrick tidak memperhatikan itu karena ia memejamkan matanya.
Setelah parkir di depan hotel Alford berdehem. Kendrick mengira mereka telah sampai di apartemen.
"Apa ini?".
"Masuklah dan bicara dengan Nyonya. Aku tahu Anda ingin melihatnya".
Kendrick semakin bingung. Ia menatap Alford tajam.
"Nyonya Foster...maksudku Nona Trump ada di dalam. Ia menginap di sini. Tapi jika Anda tidak mau aku akan kembali ke apartemen".
Ekspresi terkejut tergambar jelas di wajah Kendrick. Tanpa aba-aba ia langsung keluar dan berjalan masuk. Lalu akal sehatnya memberitahu sesuatu.
Ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Sebuah ide melintas. Langkah kakinya menuju resepsionis.
"Ada yang bisa kami bantu Tuan?".
"Aku ingin bertemu dengan temanku. Namanya Clara Trump. Bisakah Anda membuat panggilan untuknya? Aku akan menunggu di sana".
Kendrick bicara tanpa jeda. Ia merasa sangat gugup. Lalu ia berjalan ke sudut karena suasana lobi sedikit ramai. Ia cemas orang-orang akan mengenali dirinya.
Sebenarnya ia terpikir untuk pergi ke kamar Clara, namun akal sehatnya melarang itu. Ia tidak ingin membawa masalah untuk Clara. Apalagi jika mereka berdua terlihat oleh seseorang.
Hanya 10 menit dan Clara sedang berjalan menuju Kendrick yang membelakanginya. Saat menerima panggilan melalui interkom ia langsung penasaran. Ia tidak berpikir bahwa itu adalah Kendrick Foster.
"Ken...".
Suara Clara tercekat saat Kendrick berbalik. Itu benar-benar mantan suaminya. Rasa gugup langsung menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (TAMAT)
RomanceApa yang akan kau lakukan jika takdir memberikan kesempatan kedua padamu? Setelah 4 tahun bercerai dan hilang kabar sama sekali, Kendrick dan Clara dipertemukan dalam satu urusan. Apakah kebersamaan itu akan membuat mereka mengakui rasa cinta satu s...