I'm Sorry

413 32 0
                                    

Clara sedikit heran saat mobil Roll Royce yang ditumpanginya memasuki sebuah pekarangan mansion mewah. Ia menoleh pada Kendrick.

Tanpa bicara apapun Kendrick membawa Clara masuk.

"Rumah siapa ini?".

"Mari duduk dan bicara Ra!".

Nada bicara Kendrick masih sama. Namun kali ini ada binar di matanya.

Clara duduk dan memeluk tubuhnya yang sedikit kedinginan. Kendrick membuka jasnya dan menutup punggung Clara.

"Kenapa kau tidak memberitahu Nicholas?".

Wajah Clara memerah. Kali ini ia tidak bisa mengelak lagi. Ia berusaha menetralkan perasaannya.

"Aku takut... aku takut Nicholas tidak mengijinkan aku. Lagi pula ...".

"Aku tahu bukan itu alasannya Ra. Kau tahu, aku selalu bertemu banyak orang dalam hidupku. Dari ekspresi wajahnya saja aku bisa tahu itu jujur atau tidak. Jadi...".

Clara berdiri dan berjalan ke arah Kendrick.

"Aku ingin pergi ke toilet".

"Apa kau sedang menghindari sesuatu?".

Clara menggeleng.

"Please!!!".

Langkah kaki Kendrick menuju tangga yang diikuti oleh Clara. Ia membuka sebuah pintu besar dan Clara langsung mencium aroma vanila yang kental.

"Apa ini kamar wanita? Parfum nya...".

"Toilet ada di sana".

Telunjuk Kendrick terarah pada pintu kaca di sudut. Clara menggigit ujung bibirnya.

Hanya dua menit dan ia sudah keluar. Kendrick sedang berada di walk-in closet . Ia memilih setelan piyama untuk Clara.

"Apa ini?".

Tanya Clara saat Kendrick menyodorkan piyama itu. Ia menggeleng.

"Aku tahu kau tidak nyaman dengan gaun itu. Jangan egois atau kau akan sakit".

Tanpa ingin berdebat lagi tangan Clara merampas piyama itu dan kembali ke kamar mandi. Ia juga melepas sepatu yang sudah menyiksa kakinya dari tadi. Rasanya seperti kembali ke rumah.

"Apa kau mau minum?".

Tanya Kendrick dengan sebotol anggur di tangannya.

"Aku ingin segelas latte. Kau tahu aku tidak bisa minum alkohol dengan baik".

Kendrick tertawa lalu menuang anggur dalam gelas. Gelas milik Clara hanya sedikit saja.

"Takaran ini hanya untuk menghangatkan tenggorokan. Ini tidak akan membuatmu mabuk".

Clara menerimanya meski enggan. Tapi ia sudah bertekad bahwa ini adalah pertemuan terakhir mereka. Ia hanya ingin meninggalkan kesan baik sebelum menikah dengan Nicholas.

Hanya satu tegukan dan anggur itu sudah mengalir di kerongkongan. Clara menjilat bibirnya dan meletakkan gelas.

"Aku...aku ingin memberitahumu sesuatu Ken".

"Apa itu? Aku sangat penasaran".

Clara menarik napas berat. Ia memilih duduk di tepi ranjang. Ia takut membayangkan respon mantan suaminya itu.

"Aku akan...".

Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, kembali ponselnya berdering dan perasaan Clara sungguh kacau. Itu dari Nicholas.

"Aku di kamar Nic".

"Kau baik-baik saja? ".

"Ya. Aku sedikit lelah".

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang