Leave again

300 31 3
                                    

Belum hilang tanda tanya di pikirannya tiba-tiba Kendrick muncul. Jantung Clara semakin berdegup tak karuan. Telapak tangannya basah. Ia berusaha berpegangan di pintu.

Tangan gadis itu menyentuh pundak Kendrick dengan bebas, Kendrick tidak menolak itu sama sekali. Bahkan keduanya duduk bersisian tanpa rasa canggung. Sesekali Kendrick tertawa kecil sambil menggeleng. Tak ada jarak di antara mereka. Clara tersenyum pahit dan memilih untuk tidak melanjutkan menonton pemandangan di sana. Ia berlari ke kamar dan mencuci wajahnya di wastafel. Air mata itu turun. Ia cemburu dan patah hati. Lagi.

Clara memaksa dirinya untuk memejamkan mata. Ia tahu Kendrick akan datang di kamarnya sebentar lagi. Ia terus menghitung mundur sambil memasang telinga untuk mendengar bunyi derit pintu. Tapi...

Satu jam...
Dua jam...
Tiga jam...

Tak ada apapun yang terjadi. Tak ada bunyi ketukan di pintu. Tak ada bunyi langkah kaki mendekati ranjang.

Aku bodoh...

Umpatnya dalam hati. Akhirnya ia bangun dan membuka pintu untuk melihat ke ruang tamu. Namun ia tidak menemukan siapapun. Suasana tampak hening jadi ia memberanikan diri untuk keluar. Ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.

Baru saja ia meletakkan gelas, telinganya mendengar percakapan Kendrick dengan seorang wanita. Clara menduga, itu orang yang sama. Benar. Kendrick dan perempuan bernama Barbara menuruni tangga dari lantai atas. Clara menyandarkan tubuhnya di tembok untuk mendengarkan dengan jelas percakapan mereka. Telinganya panas. Bukan itu saja, napasnya juga terasa sesak.

"Aku akan mengantarmu pulang".

"Apa aku bisa menolak?".

Hati Clara panas saat mendengar jawaban manja Barbara pada Kendrick. Ia menggigit bibirnya dan menahan napas.

Setelah Kendrick dan Barbara pergi, Clara keluar dari dapur dan pergi ke kamarnya. Hanya ada satu pikiran sekarang.

"Ini bukan tempatku".

Gumamnya. Ia mengganti pakaian dan merapikan ranjang. Kemudian memoles riasan sederhana di wajahnya. Dengan menggunakan ponselnya, Clara memesan taksi. Ia meninggalkan secarik pesan di atas ranjang.

Terima kasih Kendrick Foster.

Hanya itu dan dia keluar dari rumah mewah mantan suaminya. Tak ada tujuan kemana ia akan pergi. Hari sudah sore dan ia masih di dalam taksi dan berputar-putar di San Fransisco.

"Maaf Nona, tapi bisakah Anda memberitahu aku dimana Anda akan turun? Hari hampir gelap. Aku harus kembali ke agen karena suatu urusan".

Clara menggigit bibirnya dan berpikir.

"Aku akan turun di sini saja".

Tunjuknya pada sembarang tempat. Ia pun turun dan membayar argo. Setelah menoleh sebentar, Clara memutuskan untuk berjalan kaki di tengah kerumunan. Kemudian ia pergi ke pusat perbelanjaan dan duduk di tengah-tengah ruang santai sambil menatap orang yang lalu lalang. Ia enggan membuka ponselnya. Sejak keluar dari rumah Kendrick tadi, ia memilih untuk mematikan tombol off.

Setelah jenuh, ia pergi dan menyewa hotel untuk menginap.

Kendrick baru saja kembali bersama Alford dan ia begitu panik ketika tidak menemukan Clara di manapun. Kendrick mencoba menelepon namun panggilan itu tidak tersambung.

"Anda bisa melihat CCTV".

Ucapan Alford membuatnya sadar dan langsung pergi ke ruang kerjanya. Dengan tergesa-gesa Kendrick menekan layar komputer dan menatapnya dengan putus asa.

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang