A Warm Hug

473 39 2
                                    

Tubuh Clara mulai menggigil kedinginan. Ia gemetar hebat dan keringat membasahi seluruh tubuhnya. Brittany panik dan meminta pertolongan.

Dua orang pramugari datang bersama co_pilot. 

"Bisakah seseorang dapat memberikan pertolongan pertama?".

Tak ada siapapun yang berani mendekat. Melihat tubuh Clara gemetar hebat semua orang takut kecuali Brittany. Ia menyelimuti Clara dan memeluknya erat.

"Suhu tubuhnya begitu tinggi. Tolong berikan aku air hangat dan penurun panas".

Pramugari dengan cekatan menyiapkan apa yang diminta Brittany. Kapten meminta semua orang untuk tidak berkerumun. Kemudian ia memapah tubuh Clara menuju ruang pribadi kapten.

Ia memberi isyarat pada Brittany untuk ikut masuk.

"Aku akan mengusahakan pertolongan secepat mungkin. Tolong pantau keadaannya dan beritahu aku jika terjadi sesuatu".

Hanya berselang 10 menit setelah itu bunyi deru terdengar di langit. Semua orang menoleh ke atas dan itu adalah helikopter. Teriakan lega semua orang berbaur dengan bising baling-baling yang mulai berputar perlahan dan berhenti saat helikopter menyentuh tanah.

"Kami berhasil menemukan mereka!".

Seseorang bicara di HT yang terhubung dengan otoritas Bandara Beijing.

"Kami sangat senang bahwa semua orang dalam keadaan baik. Sekarang kami akan memulai proses evakuasi dan kami berharap agar semua orang tertib menunggu giliran".

Beberapa orang berdesakan dan berteriak agar mereka di evakuasi terlebih dahulu. Kericuhan mulai terjadi sehingga beberapa wanita menjerit karena terinjak.

Peluit panjang terdengar dan sekonyong - konyong riuh itu mereda.

"Kami akan melakukan evakuasi terhadap orang tua, para wanita dan anak-anak!".

Tiba-tiba co_pilot yang menangani Clara muncul. Ia berdiri di hadapan pria peniup pluit dan berbisik sebentar.

"Helikopter lain akan datang, kami harus menyelamatkan seseorang terlebih dahulu ".

Beberapa orang protes namun pria itu bersama seorang dokter yang datang bersama mereka segera memeriksa Clara kemudian memapahnya ke helikopter.

"Apa ini tidak beresiko?".

Dokter itu berpikir sejenak.

"Jika ini hanyalah demam biasa seharusnya itu tidak masalah. Aku harap tidak terjadi sesuatu yang buruk. Kita harus segera membawanya!".

Banyak umpatan yang dilontarkan orang-orang tapi pria itu tidak peduli. Ia memberi isyarat pada Brittany untuk turut masuk ke dalam helikopter.

Sementara di Bandara Beijing, Nicholas mendapat kabar baik itu. Namun mereka tidak memberitahu jika ada seorang penumpang yang di evakuasi ke rumah sakit Ditan.

Banyak orang mulai berdiri gelisah menantikan kembalinya kerabat mereka yang ada dalam pesawat naas itu. Saat pintu terbuka mereka berhamburan untuk memeluk orang yang mereka cintai itu.

Nicholas menanti dengan jantung berdegup kencang. Matanya tidak pernah beralih dari pintu kedatangan. Berharap bahwa gadisnya akan muncul di sana dan tersenyum seperti biasanya.

Kloter demi kloter tiba hingga pengumuman yang menyatakan bahwa kloter terakhir akan tiba. Nicholas melangkah lebih dekat untuk menyambut Clara. Satu persatu orang mulai keluar dan sosok Clara sama sekali tidak kelihatan.

Kepala Nicholas berusaha melihat ke dalam sana namun kosong. Napasnya memburu tatkala seorang petugas muncul dan mendorong pintu.

"Maaf, apakah semua penumpang telah dievakuasi?".

FATED (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang