Jujur

478 18 0
                                    

Kejadian tersebut tentu saja membuat gempar, apalagi ketika Anjani tiba-tiba pergi. Mana sudah terlanjur viral. Mischa sangat malu sekaligus marah atas kejadian tersebut. Meskipun saat itu Arman buru-buru naik ke atas panggung dan menjelaskan kalau dirinyalah yang meminta Anjani agar segera kembali ke kantor. Namun tetap saja tak ada yang percaya.

Baik Mischa maupun netizen berspekulasi kalau Anjani memang tak menyukai Mischa dan sengaja kabur. Mischa sebenarnya sudah siap jika ditolak di atas panggung dan tak masalah, tapi ia merasa tak dihargai dengan menghilangnya gadis itu begitu saja.

Seluruh karyawan Aftive tentu saja bergosip. Apalagi Selvy dan Sarah yang berada di lokasi kejadian dan melihat dengan jelas kalau Arman yang membantunya kabur.

"Apa jangan-jangan Pak Arman sebenarnya juga naksir Anjani, ya?" Selvy pun jadi berspekulasi.

"Nggak mungkin lah, kan dia mau nikah." Celetuk Ujang. "Kayaknya Pak Arman ... emang nggak suka aja kalau jam kerja karyawannya dipakai untuk urusan pribadi."

Mereka semua mengangguk. "Iya, sih."

Sementara Anjani malah cuek-cuek saja tampak tak terpengaruh oleh berita yang sedang viral. Ia sama sekali belum mengecek social media maupun berita. Mona langsung menghapus chat yang sudah terlanjur dikirimkan ke Anjani, begitu Anjani sudah pulang hari itu. Arman juga tiba-tiba saja memberinya tugas segunung, belum ditambah dirinya harus menghadiri interview di beberapa perusahaan.

Mischa yang juga akan banyak project shooting untuk ke depannya, tak ada waktu untuk mengkonfrontasi Anjani. Setidaknya untuk saat ini. Kini sudah lewat beberapa hari setelah acara tersebut. Mischa dan Anjani masih belum juga saling kontak.

Kemudian Burhan, berusaha melakukan berbagai cara untuk mendekati Mona. Ia chat ke nomor kantor yang waktu itu diberikannya. Mona kadang merespon dan kadang juga tidak.

"Man, lo 'kan kenal sama Mona dari kecil? Bantuin gue dong, biar dekat sama dia." Burhan pun memohon kepada Arman.

"Dih, lo 'kan tahu sendiri gue udah malas inget-inget momen di panti." Arman ogah-ogahan. "Lagian gue juga nggak begitu akrab sama Mona. Udahlah, lo cari yang lain saja. Lo tahu sendiri kalau Oma juga nggak bakalan setuju."

"Tapi masalahnya ... cuma dia yang bikin jantung gue berdebar."

"Tai lah! Kayak sinetron aja."

"Lo 'kan juga tahu sendiri, kalau gue itu nggak gampang suka sama cewek."

Burhan yang tak menyerah, akhirnya mendekati Anjani dan mulai bersikap baik kepadanya. Tentu saja Anjani mengetahui niat atasannya itu.

"Pak Burhan, apa saya bisa izin pulang cepat hari ini?" Pinta Anjani suatu hari karena Arman saat itu sedang tak berada di kantor.

Burhan yang biasanya membalas hanya dengan raut masam dan jawaban singkat, kini menjadi sangat ramah dan penuh perhatian. "Oh, kamu mau ke mana Anjani?"

Anjani yang hendak pergi interview, tentu tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. "Mau ada urusan pribadi, Pak."

"Oh, ya sudah. Kamu hati-hati ya."

Tumben? Biasanya atasannya itu tak peduli karyawannya mau hati-hati atau tidak.

"Makasih, Pak."

Keesokan harinya, atasannya itu menanyakan lagi dengan penuh perhatian.

"Anjani, gimana urusan kamu? Sudah selesai?"

"Sudah, Pak."

"Oiya, Anjani ... Hmmm..." Pria itu tampak malu-malu kucing. Anjani terus menunggui pria itu selesai berbicara. "Kamu temannya Mona, kan?"

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang