Rahasia Mona Terungkap

386 12 0
                                    

"Kak Anjani!" Sapa Lisa riang begitu ia dan Arman baru tiba di rumah Oma Lidya. Gadis remaja itu tadinya sedang menonton TV di ruang tengah dan langsung bangkit begitu melihat Anjani.

"Hi, Lisa apa kabar?" Mereka berdua pun saling mendekat kemudian berpelukan.

"Kak Anjani kemana aja, sih? Kenapa baru ke sini lagi?" Gerutu gadis itu.

"Iya, Kakak sibuk kerja, Sayang. Maaf ya. Oiya, kamu nggak sekolah?"

"Kan kalau Sabtu libur, Kak."

Saking sibuknya belakangan ini, Anjani sampai lupa hari.

"Oh iya ... iya. Nanti kita mulai lagi ya les nya."

"Oke."

Tak lama kemudian, Oma Lidya, kedua orang tua Arman, Bu Astuti, Burhan bahkan Fajar pun muncul. Anjani langsung menghampiri dan menyapa mereka semua.

"Ya sudah, kita langsung ke ruang meeting saja yuk." Ajak Oma Lidya.

"Baik, Oma." Sahut Anjani dan Arman kompak.

"Aku boleh ikut nggak, Oma?" Kelakar Lisa.

"Nggak boleh, kamu di sini aja udah!"

Lisa hanya terkekeh.

Mereka semua, termasuk Anjani dan Arman, berjalan menuju ruang meeting yang terletak di lantai 2. Sebagian menggunakan lift dan sebagian lagi menggunakan tangga. Anjani pun penasaran apa permintaan Oma selanjutnya. Biar bagaimanapun, ia harus lolos atau tak akan bisa bersama dengan Arman selamanya.

Begitu tiba di lantai 2, mereka langsung memasuki ruang meeting di dan mengambil posisi duduk masing-masing. Oma Lidya yang duduk di kursi tengah untuk memimpin rapat. Anjani heran, mengapa hampir semua anggota keluarga harus hadir? Apalagi Burhan dan Arman biasanya tak pernah dilibatkan. Bu Astuti juga tak ada saat pemberian tugas kedua kemarin.

Setelah mereka duduk di posisi masing-masing, Oma Lidya berdeham sejenak kemudian membuka pertemuan itu.

"Oke, terima kasih semuanya karena sudah menyempatkan untuk berkumpul di sini. Terima kasih juga buat Anjani yang sudah menyelesaikan dua tugas yang saya berikan kemarin dengan baik."

Anjani tersenyum.

"Saya kemarin sudah janji sama kamu, kalau dua tes kemarin berhasil kamu lewatkan, kamu bisa menikah dengan Arman."

Oma Lidya jeda sejenak.

"Namun ... saat di tengah perjalanan, ternyata saya mendapat kabar yang sangat mengejutkan dari Susanti."

Anjani pun mengernyitkan dahi, apa maksudnya? Apalagi melihat wajah yang lainnya tampak tegang dan hanya menunduk.

"Makanya, pagi ini ... saya ... kita semua, ingin mengungkapkan sebuah kebenaran. Setelah kami ungkapkan semuanya, saya memiliki permintaan terakhir buat kamu. Saya harap kamu bisa bijak memilih."

Oke, Anjani semakin tak mengerti apa maksudnya.

Oma Lidya menghela napas sejenak. "Oke, Anjani. Apa kamu siap mendengarkan?"

Anjani mengangguk cepat. "Iya, Oma. Anjani siap."

"Oke."

Oma Lidya menunduk dan terdiam sejenak, kemudian mengutarakan maksudnya sejak tadi.

"Kalau kamu mau menikah dengan Arman," Oma Lidya jeda sejenak. "Kamu harus memutus ... hubungan persahabatan kamu dengan Mona."

Mulut Anjani menggangga. Ia sampai bertanya sekali lagi, barangkali tadi salah dengar. "Gimana, Oma?"

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang