Dwi Adiguna Mengetahui Rencana Clara?

61 2 0
                                    

Akhirnya Dwi Adiguna tiba di kediaman Febriansyah. Usai makan malam bersama, kini mereka semua berkumpul di ruang tengah rumah Oma Lidya. Burhan pun langsung membuka pertemuan tersebut.

"Oke, jadi kemarin saya, Mama, Oma, dan keluarga Clara, sudah menentukan tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan tiga bulan lagi."

Burhan berdeham sejenak.

"Lalu, untuk semakin mempererat hubungan antar keluarga Febriansyah dan juga Adiguna, tentunya kami sepakat untuk mengadakan kerja sama bisnis, makanya kami mengumpulkan kalian semua di sini."

Burhan jeda lagi.

"Kemarin kami sempat berdiskusi, jadi kami sepakat membangun cityblock yang kedua seperti Paradisa City, namun yang sekarang bertempat di Kab. Bogor."

Oma Lidya pun menimpali. "Nah, Arman, kemarin kamu 'kan katanya mau survei ke Kab. Bogor. Kamu atur jadwal secepatnya ya."

"Oke, Oma."

"Anjani nggak perlu ikut. Jadi hanya kamu, Burhan, Dwi Adiguna beserta karyawan terkait." Lanjut Oma Lidya.

"Baik, Oma."

Oma Lidya kemudian membicarakan kepada Dwi Adiguna soal rencana mereka yang hendak membuat perusahaan saingan Mont Investment. Dwi Adiguna tampak mendengarkan dengan serius, sesekali mengernyitkan dahi tampak berpikir.

"Kamu sendiri 'kan pasti sudah lihat beritanya heboh sejak kemarin," lanjut Oma Lidya, "dan ditambah berita hari ini."

Dwi Adiguna masih tampak berpikir.

"Jadi gimana, Dwi?" Lanjut Oma Lidya lagi. "Kamu bisa bantu kita, nggak?"

"Berarti itu artinya kita bakal ada dua proyek?" Tanya Dwi Adiguna.

"Betul."

"Hmmm ... masalahnya Clara sedang dipersiapkan untuk menggantikan saya kalau pensiun nanti." Ujar Dwi Adiguna.

"Kan dua perusahaan itu sudah autopilot, Pa. Jadi nggak perlu diawasin terus menerus. Anjani juga sambil megang Febriant Land, kok." Ujar Clara.

"Saya rasa nggak perlu, lah." Tegas Dwi Adiguna kemudian. "Harusnya kalian lebih PD karena punya cityblock di Tangsel dan yang akan dibangun di Kab. Bogor. Itu keunggulan kalian yang kompetitor belum punya. Saya yakin ... Mona itu nanti sebentar lagi akan jatuh, karena saya punya kartu AS-nya."

Mereka semua pun saling berpandangan dan mengernyitkan dahi.

"Maksudnya?" Tanya Arman.

"Intinya ... nanti kalau Mona semakin melambung dan itu merugikan bisnis kita, saya punya kartu AS yang bisa menjatuhkan dia, jadi nggak perlu khawatir."

"Papa nggak sebodoh itu mau sebar video sex kalian, 'kan?" Clara tertawa geli. "Kalaupun muka Papa di-blur, tetap aja netizen terus cari tau yang akhirnya ketahuan juga."

Dwi Adiguna tak mengiyakan maupun menyanggah. "Ya, intinya saya yang paling tau Mona seperti apa. Saya tau semua rahasianya."

Anjani mengernyitkan dahi. Rahasia apa yang dimaksud? Apa ada lagi yang belum diketahui oleh dirinya?

"Oke, baik kalau begitu." Ujar Oma Lidya akhirnya. "Berarti itu artinya, kita akan fokus ke acara pernikahan Burhan dan Clara dulu ya, sambil membicarakan proyek kita di Kab. Bogor."

**********

Clara tentu saja tak mau Ayahnya mengacaukan rencananya sebelum tujuannya tercapai. Begitu di mobil dalam perjalanan pulang, ia mencoba mengulik-ngulik informasi.

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang