Clara Mulai Masuk

98 2 0
                                    

"Dara, ayo lempar bolanya ke Aunty Lisa." Pekik Lisa yang sedang bermain bersama Dara di area kolam renang.

Dara yang baru bisa berjalan, berusaha berjalan sempoyongan ke arah Lisa sambil didampingi suster, kemudian melempar bola ke arah tantenya tersebut. Anjani dan Arman yang sedang duduk-duduk tak jauh dari mereka hanya terus menertawakan kelucuan putrinya.

"Ini tuh jadi kayak de javu," celetuk Arman yang tak henti-hentinya membicarakan hal tersebut sejak buah hati mereka lahir. "Kok bisa persis kamu banget, ya? Mulai dari kecerdasannya, ketawanya, tingkahnya, mukanya. Aku aja nggak kebagian."

"Ada, kok, bagian flirting-nya." Kelakar Anjani.

"Aku nggak segitunya ya." Bantah Arman sambil tertawa kecil. Mereka berdua kemudian tergelak. Lisa masih asyik bermain bersama Dara sambil sesekali memekik riang.

Anjani dan Arman sedang menunggu Oma Lidya dan anggota keluarga lainnya untuk meeting membahas perusahaan keluarga sekaligus acara pembukaan Paradisa City nanti.

Tak lama mereka semua berdatangan satu persatu, Oma Lidya, Tante Astuti, kedua orang tua Arman, dan langsung menempati tempat duduk masing-masing.

"Lis, bawa Dara ke rumah gue ya." Pinta Arman kepada adiknya.

"Oke, ayo Dara kita pulang." Ujar Lisa sambil menggandeng keponakannya tersebut.

Lisa, Dara dan sang suster pun langsung menaiki buggy car.

"Ini Burhan kemana, sih? Kok belum muncul?" Oma Lidya tampak kesal.

"Burhan lagi di jalan, Ma." Sahut Tante Astuti. "Sebentar lagi sampai."

"Terus adik-adik kalian dua lagi kemana?" Oma Lidya menanyakan anak ketiga dan keempatnya. "Nandhi juga nggak datang?"

"Mereka 'kan emang biasa terima beres aja, Ma." Sahut Affandi Ayah Arman. "Apalagi anak-anaknya."

"Ya sudah, kalau gitu kita mulai aja." Ujar Oma Lidya.

Wanita paruh baya itu berdeham sejenak.

"Jadi H-1 sebelum acara pembukaan Paradisa City, saya mendapat undangan untuk pesta amal. Karena kita semua sibuk dan harus berada di Tangerang H-1 itu, jadi saya kirim perwakilan saja ya untuk ke pesta amal. Sekalian info kembali ke tamu-tamu yang datang ke pesta amal perihal undangan kita."

"Baik."

"Jadi nanti yang akan datang ke pesta amal itu Arman dan Anjani ya." Lanjut Oma Lidya. "Sisanya langsung ke Tangerang."

"Baik, Oma."

"Sama nanti saya titip kalian untuk membeli sebuah lukisan langka. Nanti foto akan saya kirimkan."

"Baik, Oma." Sahut Arman dan Anjani berbarengan.

"Lalu, Anjani," Oma Lidya jeda sejenak, "setelah acara pembukaan Paradisa, kamu bantu Arman di Febriant Land, ya. Aftive selanjutnya akan diserahkan ke Nandhi."

"Oh gitu?" Arman dan Anjani pun saling berpandangan. Suaminya tampak senang.

"Iya, Arman kan CEO, nah kamu VP nya. Susanti dan Burhan, kedepannya akan bertanggung jawab di Paradisa City. Lalu saya, Affandi dan Mauren, masih mengurus sawit, tambang, sambil sesekali memantau Febriant Land. Biar Aftive dan Marketing Agency jadi urusan kedua adiknya Susanti dan Affandi saja yang nggak pernah datang rapat keluarga."

"Baik, Oma."

Oma Lidya jeda sejenak.

"Arman, ngomong-ngomong kamu sudah cari tahu soal CEO Mont Investment?" Tanyanya.

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang