Resign

750 22 0
                                    

"Michelle." Anjani menghampiri meja HRD Manager tersebut sambil menyerahkan sebuah surat.

Michelle yang sedang sibuk membaca dokumen, langsung mengangkat kepalanya, sekaligus bingung melihat surat yang diserahkan oleh Anjani.

"Kenapa, An?" Tanyanya.

"Gue mau ngajuin resign." Ujar Anjani sambil menyerahkan amplop putih panjang tersebut.

Michelle pun terbelalak. "Hah, serius lo? Kenapa?"

Anjani terdiam sejenak.

"Gue sudah keterima kerja di tempat lain ... kantor pusatnya di PIK ... Pantai Indah Kapuk."

"Oya? Perusahaan apa?"

"Itu lho ... Indomei."

"Ya ampun Indomei jaringan minimarket?"

Anjani mengangguk. "Iya."

"Wow, congrats ya Anjani. Btw lo sebagai apa di sana?"

"Marketing Communication Manager."

"Wuihh gila keren! Oh, btw lo sudah tahu 'kan aturannya kalau harus one month notice dan mobil lo harus dikembalikan, karena belum lunas."

Anjani mengangguk. "Iya."

"Ya sudah, gue terusin ke Pak Arman dan Pak Burhan dulu ya." Ujar Michelle sambil mengambil surat Anjani tersebut.

"Thank you, Chel."

Anjani pun kemudian berlalu. Begitu Anjani pergi, Michelle langsung buru-buru chat group ghibah kantor, tentang kabar yang paling hot tersebut. Tentu saja kabar tersebut mengundang berbagai reaksi. Pastinya tak ada reaksi yang positif, karena mereka semua jelas sangat iri.

Michelle pun langsung beranjak kemudian berjalan ke ruangan Arman terlebih dulu. Begitu dilihatnya Digital Marketing Managernya tersebut tak ada, ia langsung menuju ruangan Burhan. Begitu tiba di depan ruangan Burhan, ternyata Arman juga berada di sana. Setelah izin dengan Maya, ia pun langsung mengetuk ruangan CEO tersebut.

"Iya, Chel? Kenapa?" Sahut Arman dan Burhan berbarengan.

"Permisi, Pak." Michelle pun langsung masuk sambil membawa amplop putih.

Begitu sudah tiba dekat meja mereka, ia langsung menyerahkan amplop tersebut. "Ada karyawan yang mau resign, Pak."

"Oya, siapa?" Tanya Arman sambil menerima dan hendak membukanya.

"Anjani, Pak."

Sontak Arman langsung terbelalak dan mematung. Ia sampai tak dapat berkata-kata.

"Anjani?" Burhan yang menyahutinya. "Lah, barusan dia ngobrol sama saya kok nggak ada ngomong apa-apa ya?"

Michelle hanya tersenyum.

"Kenapa resign?" Tanya Burhan. Ia langsung mengambil amplop dari tangan sepupunya yang masih tampak shock mendengar berita ini.

"Dia keterima di Indomei, Pak, kantornya di PIK ... sebagai Marketing Communication Manager katanya."

"Oh, jadi kemarin dia izin itu ... jangan-jangan interview." Ujar Burhan sambil membaca surat permohonan pengunduran diri Anjani. "Anjani nggak ada pinjaman lain 'kan selain mobil?"

"Nggak ada, Pak."

"Ya sudah, Michelle, nanti biar saya panggil Anjani. Kamu boleh kembali bekerja."

"Baik, Pak. Saya permisi."

Michelle pun berlalu. Burhan buru-buru bicara kepada Arman sambil menggoyang-goyangkan surat itu depan mukanya.

"Ini pasti dia resign gara-gara lo nih!" Ujar Burhan. "Gara-gara sikap lo waktu buka puasa kemarin. Sekarang gimana? Kita jadi kehilangan karyawan terbaik kita."

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang