Grand Opening

78 2 0
                                    

Keluarga Febriansyah yang disusul oleh keluarga Pangestu pun memasuki area venue acara diselenggarakan, yaitu di area indoor theme park dekat area permainan anak. Semua kamera pun mengarah kepada mereka.

Acara tersebut diliput oleh Pang TV, statsiun TV milik Adiguna atau ADTV dan beberapa media lainnya yang mengajukan diri untuk meliput.

Para tamu undangan pun sudah hadir dan ikut berdiri untuk menyambut tuan rumah. Acara tersebut tentu saja mengundang tamu-tamu penting, seperti yang datang di acara pesta amal semalam, dan juga social media influencer agar dapat mereview Paradisa City di akun social media mereka.

Anjani bisa melihat Mona yang terus memandanginya berjalan tanpa berkedip dan sesekali diselingi tawa mencemooh. Anjani pun langsung membuang muka dan tersenyum ke arah tamu lainnya.

Mereka kemudian menempati posisi duduk masing-masing. Para tamu kembali duduk dan MC langsung membuka acara.

"Selamat datang di Paradisa City, lebih tepatnya di Pang TV Studio."

Acara tersebut dibuka dan disambut begitu meriah. Lalu kemudian MC mempersilakan Arman selaku CEO Febriant Land untuk memberikan kata sambutan. Tepukan tangan pun memenuhi area tersebut. Arman yang duduk di samping Anjani tersebut langsung bangkit dari kursinya dan menaiki atas panggung.

Pria itu tampak tersenyum puas, melihat ke seluruh tamu termasuk Mona, kemudian ia memulai sambutan.

"Selamat pagi menjelang siang semuanya. Saya ucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan hadir di acara pembukaan Paradisa City dan selamat datang."

Gemuruh tepuk tangan pun memenuhi area itu lagi.

"Alhamdulillah, puas rasanya menyaksikan salah satu anak Febriant Land yang akhirnya lahir dan besok lusa akan dibuka untuk umum."

Gemuruh tepuk tangan memenuhi area tersebut lagi. Arman pun sampai terharu.

"Impian kami sekeluarga, adalah untuk membangun peradaban, untuk membangun kota modern dengan konsep eco city, kota yang sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami tidak hanya memperluas ruang hijau, tapi juga kami ingin mendisiplinkan warga maupun pengunjung Paradisa City yang pro penghematan dan bahkan pengurangan emisi."

Arman jeda sejenak.

"Tentu kami masih belum sempurna dalam hal penghematan dan pengurangan emisi, tapi kita bisa mulai dulu pelan-pelan dari hal yang paling kecil. Seperti membuang sampah pada tempatnya, dipisahkan antara sampah organik dan non organik. Lalu untuk penghuni, jika listrik tidak digunakan harap dimatikan, dihimbau untuk memakai kendaraan listrik karena kami sudah menyediakan juga charging station yang tersebar di beberapa titik."

Arman jeda lagi.

"Tidak apa-apa juga kalau masih menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin, asal sudah lulus uji emisi. Jika tidak, akan kena denda ya. Paradisa City ini memiliki polisinya sendiri. Jadi kalau kalian tadi masuk dan melihat beberapa petugas keamanan berseragam biru, itu bukan sekuriti biasa. Mereka akan menilang kalian jika melanggar lalu lintas. Di sini juga tidak bisa menerabas lampu merah, mentang-mentang cuma komplek perumahan. Atau tidak bisa juga mengambil jalur bus, pejalan kaki dan pengguna sepeda. Itu akan ada dendanya juga, ya. Begitu juga yang membuang sampah, meludah dan merokok sembarangan. Pembuat onar juga sama. Kita ingin menciptakan kota mandiri seperti Singapura atau Tokyo."

Gemuruh tepuk tangan pun memenuhi area tersebut lagi.

"Bapak Ibu di sini tentu sudah melihat sendiri lah ya fasilitasnya ada apa saja. Bagi yang belum membeli properti di sini, silakan lho dibeli yang pembangunan tahap kedua, dipastikan tidak akan menyesal. Bisa untuk ditinggali sendiri maupun untuk investasi."

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang