Anjani yang Tak Diberi Saham

227 7 2
                                    

Burhan pun akhirnya menjadi juri permanen di acara Mont Investment Program. Keluarga Febriansyah juga secara resmi memiliki 50% saham Mont Creative. Semakin seringnya bekerja sama, otomatis membuat hubungan Burhan dan Mona semakin dekat. Mereka berdua kini sudah tak canggung saling bercanda tawa. Rencananya dan Clara semakin mulus.

Apalagi kini Arman semakin keras kepada Anjani soal pekerjaan. Namun, tentu saja itu masih kurang bagi Clara karena di luar urusan pekerjaan, Arman malah kembali mesra kepada istrinya itu. Bahkan berkali-kali meminta maaf jika terlalu keras karena pressure yang dialaminya. Lama-lama Anjani malah menjadi kebal jika suaminya mendadak marah.

Rencana Clara memanipulasi laporan keuangan kemarin gagal total, Anjani malah langsung merevisinya sendiri saat itu. Namun, Clara tetap tenang, karena masih ada daftar nama calon karyawan yang hingga saat ini belum diketahui oleh Arman bahkan Burhan.

Apa jadinya jika mereka mengetahui, bahwa karyawan Paradisa City Bogor nanti tak ada yang kompeten dan daftarnya berbeda dengan yang diajukan oleh HRD. Semuanya pasti akan menyalahkan Anjani. Clara pun rela meski awalnya harus menjatuhkan project ADTV bersama Febriant Land tersebut.

Sejak kejadian malam itu, Burhan sudah tak banyak bicara dengan Arman apalagi dengan Anjani. Clara yang bermuka dua, berpura-pura meminta maaf kepada Anjani soal kemarin dan menenangkannya.

Saat Clara dan Anjani sedang mengobrol, ada satu fakta yang mengagetkan Anjani.

"An, kalau boleh tau ... kamu punya saham berapa persen ya di Febriant Group?" Tanya Clara tiba-tiba.

"Oh," Anjani kemudian menggeleng, "belum beli, sih."

"Oh, bukan. Maksud aku yang dikasih Oma ... buat kamu." Clara memancing-mancing.

Anjani pun kaget kemudian menggeleng. "Nggak ada."

Clara langsung berpura-pura kaget dan menaruh empati. "Oh ... sorry ... sorry, An."

Anjani kemudian penasaran. "Emang kamu dikasih, Cla?"

Clara memasang raut wajah pura-pura tak enak. "Duh, maaf gue jadi ga enak keceplosan. Gue pikir lo dapet juga."

Anjani lagi-lagi dibuat kaget. Berarti itu artinya Clara diberi saham?

"Soalnya Burhan ngomong sama gue," lanjut Clara, "katanya semua cucu menantu Oma yang perempuan pasti dapet. Kalau mantu laki-laki baru ga dapet. Ya ga banyak sih, cuma 20%. Emang dulu perjanjian pranikah kamu gimana?"

Apa maksudnya Burhan bicara begitu? Padahal kakak sepupunya itu juga mengetahui semua isi perjanjian pranikahnya dengan Arman.

Anjani hanya menggeleng pasrah. "Nggak, Cla, ga ada perjanjian soal saham."

"Tapi selama lo mimpin Aftive, terus Febriant Land, digaji 'kan sama Oma?" Pancing Clara lagi.

Anjani mengangguk. "Iya."

Bukan Clara namanya kalau tak terus menghasut. "Tapi tetap aja, lo itu bagian dari keluarga, bukan karyawan. Cucu mantu perempuan Oma yang harusnya punya hak juga atas saham. Ya lo coba tanya lah."

"Mas Arman juga selama ini kasih lebih dari cukup, kok." Anjani tersenyum. "Hidup gue sekarang jauh lebih baik dari dulu. Gue juga sekarang bisa belanja apapun tanpa harus mengirit. Mas Arman juga kasih kartu kredit tambahan dan mobil atas nama gue kok."

"Ya kalau Oma anggap lo keluarga harusnya ga kayak gitu."

Anjani lagi-lagi hanya tersenyum. "Gapapa, Cla. Ini memang sesuai dengan perjanjian pranikah gue dan Mas Arman, kok. Gue juga udah setuju dan tanda tangan."

"Coba deh lo tanya sama Atiqah, dia 'kan pegang Indomei punya keluarga Pangestu, pasti dikasih saham. Lo tanya juga Putri dan Mila kalau nggak percaya sama omongan gue. Tanya juga sama menantu keluarga konglomerat lainnya."

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang