Finale

422 12 0
                                    

"Assalamualaikum, Bu Dewi." Anjani baru tiba di panti pagi itu dan seperti biasa langsung memasuki rumah itu begitu saja.

Suasana panti tersebut sangat sepi karena anak-anak sedang sekolah. Ia hanya melihat tukang-tukang yang bekerja untuk perluasan panti tersebut.

Mendengar ucapan salam, Bu Dewi langsung keluar. "Waalaikumsalam." Sahutnya dengan wajah tersenyum lebar. Ia berjalan cepat menghampiri Anjani.

"Ibu." Sapa Anjani sambil tersenyum lebar.

"Eh, kamu udah pulang honeymoon?"

Mereka pun saling berpelukan dan cium pipi.

"Iya, baru pulang semalam, Bu. Oiya, ini aku bawain oleh-oleh buat Ibu sama anak-anak panti."

Tampak dua orang suruhan Anjani mengangkat beberapa kardus.

"Aduh, banyak amat Anjani. Ini apa saja?"

"Ah, ini bukan apa-apa, Bu. Dari Mas Arman juga." Anjani langsung memberi perintah kepada orang suruhannya. "Mas, taruh situ saja ya." Ujarnya sambil menunjuk sudut ruangan.

"Baik, Bu." Sahut mereka.

"Oiya, Nak Arman nggak ikut?" Tanya Bu Dewi.

"Oh, ini Mas Arman titip salam aja karena harus berangkat ke Semarang subuh tadi, ada business trip."

"Wah, sibuk banget ya kalian. Eh, ngomong-ngomong ini makasih banyak lho ya oleh-olehnya. Kok repot-repot amat? Padahal kemarin kita udah dikasih banyak banget waktu di Bali."

"Ah, ini juga sekalian sama kebutuhan anak-anak sehari-hari."

"Oh, ya sudah mari duduk dulu yuk. Mau minum apa?"

"Halah, nggak usah repot-repot, Bu. Anjani sebentar aja, kok, mau langsung ke kantor habis ini."

Anjani sambil melihat-lihat progress renovasi panti tersebut. Bunyi ketokan palu terus menemani mereka.

"Bu Dewi sebentar lagi jadi Kepala Sekolah, nih." Anjani tertawa renyah.

"Halah, Penanggung Jawab aja lah sebutannya. Ibu 'kan cuma lulusan D3, ga bisa jadi Kepala Sekolah."

Anjani melihat-lihat lagi ke arah tanah lain yang baru dibeli Oma Lidya.

"Nantinya bakal luas sekali ini, Bu." Ujar Anjani.

"Iya, alhamdulillah, Anjani." Ucap Bu Dewi penuh rasa syukur. "Ini semua berkat kebaikan hati kalian. Semoga selalu dilancarkan ya rezeki kalian. Senang nanti bakal tambah rame."

Mereka berdua kemudian duduk di sofa.

"Ngomong-ngomong, kamu udah tinggal di Benhill?" Tanya Bu Dewi.

"Udah, Bu, kebetulan rumahnya emang sudah jadi dan sudah bersih pas kita tinggal honeymoon sebulan kemarin. Jadi sudah bisa langsung ditempati."

"Wah, berarti kita makin dekat nih."

"Iya, nanti Anjani bakal sering-sering main ke sini, Bu." Ujar Anjani lembut sambil memegangi tangan Ibu Panti tersebut. "Oiya, kesehatan ibu gimana? Masih rutin periksa, kan?"

"Alhamdulillah, Ibu jadi jauh lebih sehat berkat kamu sama Arman."

"Syukurlah, Bu."

Namun, raut wajah Bu Dewi tiba-tiba saja berubah.

"Kenapa, Bu? Ada masalah?" Tanya Anjani khawatir.

Bu Dewi menggelengkan kepala kencang. "Ini bukan soal kesehatan Ibu, tapi soal lain."

NeglectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang