Hari-hari Aurel jalani dengan baik. Semuanya telah kembali normal, Citra sudah kembali ke rumahnya karena Flora sudah sembuh. Untuk acara Yayasan akhirnya Aurel dan Citra sepakat untuk mengelolanya bersama.
Abraham Salim adalah founder dari Salim Children Foundation, dimana di sana adalah tempat anak-anak kurang yatim piatu tinggal. Yayasan itu berjalan setidaknya dua puluh tahun, sejak Aurel masih kecil.
Banyak anak-anak hebat berasal dari sana, mereka menyelesaikan pendidikan dengan baik dan berakhir menjadi karyawan di PT Salim Food.
"Kesukaan papa dan mama ke anak-anak kayaknya nurun ke kamu ya, Rel" ucap Citra setelah mereka selesai berdiskusi
Aurel tersenyum, "Masa sih, kak?"
"Ya, aku nggak expect aja kamu bakal buka sekolah musik buat anak-anak"
Aurel tersenyum senang, "Iya, aku buka sekolah nggak mengharapkan apa-apa sih, kak. Aku cuma lebih suka ngajar daripada beneran main musik"
Citra terdiam. Tempo hari, mama dan papa berpesan padanya tentang sesuatu. Mama dan papa tahu betul bagaimana kedekatan Aurel dan Citra, jadi mereka merasa akan lebih baik jika Citra yang menyanpaikannya.
"Tadi kamu abis dari kampus aku ya, Rel?" tanya Citra
Aurel mengangguk, "Ngisi seminar"
"Apa topiknya kali ini?"
"Emosi dalam bermusik" jawab Aurel singkat
Citra mengernyit, "Maksudnya?"
"Iya, musik kan bukan cuma tentang nada yang mengalun, kak, ada cerita dan emosi di dalamnya. Bahkan untuk sebagian orang, musik itu jadi penyalur emosi, penenang juga, dan ya banyaklah. Ini topik tesis aku kemarin" jelas Aurel
"Kamu ada keinginan lanjut doktoral, Rel?"
Aurel menggeleng, "Sejauh ini belum, kak, aku lagi enjoy kegiatanku sehari-hari ketemu anak-anak gemas, ngajarin mereka, terus kadang anterin mereka lomba"
Citra mengangguk-angguk. Dia berusaha mencari celah agar pembicaraannya tidak dianggap tiba-tiba oleh Aurel.
"Rel"
"Iya, kak"
"Kamu sama Bayu gimana?"
Aurel terdiam. Kalau boleh jujur, nama laki-laki itu selalu bertengger manis dalam pikirannya setiap sebelum tidur akhir-akhir ini. Hal itu yang membuat Aurel terpaksa menghindar dari Bayu, dia ingin sedikit ruang untuk berpikir.
"Kak" Aurel akhirnya bersuara
"Iya"
"Di titik apa sampai akhirnya kakak yakin kalau bang Tama itu orang yang tepat?" tanya Aurel
Citra kelabakan, tapi dia paham kemana arah pembicaraan ini dibawa, "Nothing, Rel. As I told you before, aku bahkan masih ragu sampai sehari sebelum pemberkatan"
"Tapi kakak akhirnya mau ngucap janji nikah, kak, masa iya dalam keadaan ragu?" Aurel masih berargumen
"Aku jadi bingung jelasinnya, mungkin harusnya kamu tanya sama abang kamu, karena di sini aku cuma ikutin alurnya dia aja. Kita pacaran, karena aku luluh sama usaha dia, dulu banyak cowok yang deketin aku dan berakhir mundur teratur, tapi dia enggak. Kita PDKT mungkin lebih dari setahun, nggak ada cowok yang segigih itu buat deketin aku" cerita Citra
"Kita pacaran tiga tahun, sampai akhirnya dia lamar aku. Aku nggak tahu dia akan benar-benar bawa aku ke tahap serius, tapi di sana aku terima dia karena aku pikir lebih baik sakit sama dia daripada sakit ditinggal dia" sambung Citra
![](https://img.wattpad.com/cover/346673974-288-k306198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionKau tahu, di antara banyaknya teori komunikasi yang ada di dunia ini, ada satu teori bernama teori penetrasi sosial, dimana teori tersebut membahas proses pembentukan relasi atau hubungan ketika individu beranjak dari komunikasi yang superfisial ke...