31. Kejutan

68 12 1
                                    

Apa yang paling dikagumi saat senja datang menyapa bumi? Tentu langitnya yang mengoranye, gradasi warna indah yang paling ditunggu-tunggu. Kini Aurel mengerti, kenapa sebagian orang seringkali repot-repot nongkrong di tepi sawah hanya untuk menanti senja, ternyata senja seindah itu.

Dan tentu saja Aurel bersyukur, dari rumah yang akan dia huni usai pernikahan nanti, dia bisa melihat senja yang begitu indah. Tidak perlu repot-repot nongkrong di tepi sawah, dia bisa melihatnya dari kamarnya sendiri.

"Rel, papa mau langsung, kamu masih mau di sini?" ujar Abraham yang tiba-tiba masuk ke calon kamarnya dan suami kelak

Aurel menoleh, "Iya, Pa. Nanti ada orang yang mau bersih-bersih"

"Sesore ini bersih-bersihnya?"

Aurel mengangguk, "Besok Aurel nggak ada waktu soalnya"

"Ya sudah, papa tinggal ya"

"Iya, Pa"

Aurel sudah kembali pada aktivitasnya menatap senja di depannya, sampai tak sadar kalau Abraham masih berada di posisinya, belum melangkah pergi seperti yang pria itu katakan.

"Nak, nggak semua hal harus sesuai ekspektasi. Banyak hal nggak terduga yang bisa terjadi kapan aja. Papa yakin, kamu udah lebih dari sekedar paham tentang hal itu" ucap Abraham tiba-tiba

Aurel menoleh lagi, "Papa kenapa tiba-tiba ngomong gitu? Emang Aurel kenapa?"

"Kamu kesal kan?"

Aurel menunduk, "Sedikit"

"Makanya papa bilang gitu. Udah ya, mama udah nunggu di rumah"

"Iya, hati-hati, Pa"

Aurel memastikan Abraham benar-benar pergi, baru setelahnya dia kembali menatap senja yang perlahan semakin indah. Benar, Aurel kesal, sungguh kesal karena Bayu tiba-tiba harus dinas ke luar kota. Meninggalkannya seorang diri untuk mengurus segala keperluan pernikahan.

Sejak awal Aurel sudah kesal, semakin kesal saat tiba-tiba Bayu mengabari bahwa masa dinasnya ditambah, yang tadinya hanya tiga hari, sekarang sudah lima hari Bayu belum pulang.

Ternyata malam minggu yang lalu adalah pertemuan terakhir mereka, Bayu pamit saat itu. Dia juga mengatakan bahwa urusan rumah diambil alih oleh Abraham, makanya mereka di sini sekarang. Abraham sudah melakukan pelunasan, lebih cepat dari yang dijanjikan.

"Ya Tuhan..." Aurel menghela nafas berat, memukuli dadanya sendiri pelan, berharap pukulan-pukulan itu berhasil meleburkan kesalnya yang menggondok.

Aurel tidak ingin kesal, dia mengerti kesibukan Bayu. Dia juga paham bahwa semuanya tidak harus sesuai ekspektasinya, tapi tetap saja, Aurel manusia yang bisa kesal bahkan marah.

"Permisi, Bu, itu yang mau bersih-bersih sudah datang" ujar Ridho, pria setengah baya yang dipilih langsung oleh Abraham untuk mengurus taman di rumah ini

"Oh iya, saya ke sana" balas Aurel yang kemudian bangkit

-
-
-

"Free nggak? Temenin gue dong!"

Oleh karena permintaan mendadaknya itu, sekarang Aurel tengah memarkirkan mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan. Dia berjanji untuk bertemu Kaluna di sana.

Entah sejak kapan, tapi dia dan Kaluna menjadi semakin dekat. Hubungan yang tadinya sebatas client berubah jadi sahabat dekat. Seperti malam ini contohnya, Aurel terlalu malas jika harus makan malam sendiri lagi, jadi dia mengajak Kaluna yang langsung diiyakan olehnya.

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang