Sabtu dan Minggu kemarin Aurel habiskan hanya di rumah, menata barang-barangnya yang barusan sampai dari Edinburgh. Dia juga membagi-bagikan oleh-oleh pada semua orang yang dia kenal.
Akhir pekan ini, tidak ada sedikitpun agenda keluar dari Aurel, hanya Bayu yang datang ke rumah untuk membantunya membereskan barang karena di koper kemarin beberapa barang mereka tercampur.
Yang papa bicarakan waktu itu ternyata masalah hotel dan resort milik keluarga Salim. Papa ingin Aurel yang memegang sepenuhnya mulai saat ini. Awalnya Aurel menolak, tapi saat Abraham mengutarakan alasannya Aurel jadi urung menolak.
Abraham sudah cukup tua untuk mengurus hal-hal yang menguras tenaga seperti itu. Dia hanya ingin masa senjanya dihabiskan dengan mengurus Yayasan dan sesekali berlibur bersama istrinya di villa mereka di Puncak.
"Nanti kalau kalian sudah menikah, kalian bisa bagi dua. Sejak dulu, papa udah kepikiran buat ngasih hotel dan resort ini ke Bayu karena kamu nggak pulang-pulang dan abang kamu kekeuh nolak, tapi karena ternyata kalian mau bersama, jadi papa percayakan ke kalian"
Begitulah kata papa kepada Aurel dan Bayu di halaman belakang rumah mereka sore itu. Aurel dan Bayu saling tatap, tak tahu harus bagaimana, terutama Bayu yang merasa bukan siapa-siapa.
Ini sudah hari Senin, Aurel sudah memulai harinya menjadi dosen praktisi di program studi seni musik terapan Neo University. Kali ini dia benar-benar diberi kepercayaan untuk membawa mobil sendiri oleh papanya.
Jam sembilan pagi Aurel memasuki ruang kelas yang telah diisi mahasiswa, dan dia memulai sesi mengajarnya. Sejauh ini, proses mengajar ini sangat menyenangkan. Mahasiswanya aktif dan bersemangat.
"Kak" panggil seseorang setelah Aurel baru saja keluar ruangan
"Hai, kamu yang panitia seminar kemarin, kan?" tanya Aurel tak asing
"Iya, kakak masih ingat?" ucap mahasiswi itu
"Masih dong. Kenapa? Ada yang mau diomongin?" tanya Aurel ramah
Mahasiswi cantik itu menetralkan nafasnya sejenak, baru berbicara, "Nama saya Nathalie, kak, mahasiswa seni musik semester lima. Sejak di hari pertama saya ketemu kakak, saya udah kagum banget sama kakak, jadi pas tahu kakak ngajar, saya jadi makin senang. Saya cuma mau bilang terima kasih, kak, karena kakak yang bikin saya semangat kuliah lagi dan lanjutin cita-cita saya buat bantu orang lain melalui musik" jelas gadis itu panjang lebar
Aurel mengelus pelan lengan gadis polos itu, "Terima kasih ya udah kagum sama saya. Saya mau kamu selalu semangat untuk wujudkan cita-cita mulia kamu"
"Terima kasih, kak"
"Oh ya, boleh saya minta nomor kamu?" tanya Aurel mengeluarkan ponselnya dari tas
"Untuk apa, kak?" tanya Nathalie ragu
"Saya lagi mau ada project baru di Jakarta, siapa tahu kamu mau gabung, nanti saya hubungi" jawab Aurel
Nathalie melongo dibuatnya, "Serius, kak?"
Aurel mengangguk, "Tapi tergantung ya, saya harus liat dulu kompetensi kamu, baru bisa kamu join sama saya"
"Siap, kak, saya bakal berusaha" ujar Nathalie semangat
"Ya udah, mana sini nomornya?"
Nathalie menyebutkan nomornya yang ditulis ulang oleh Aurel di ponselnya. Lalu, Aurel pamit pergi dan gadis itu juga kembali ke kelasnya.
Setelah dari kampus, Aurel melanjutkan perjalanan ke Yayasan keluarganya. Siang itu, dia punya janji untuk bertemu dengan beberapa alumni panti yang bertanggungjawab untuk urusan musik di Yayasan.
![](https://img.wattpad.com/cover/346673974-288-k306198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionKau tahu, di antara banyaknya teori komunikasi yang ada di dunia ini, ada satu teori bernama teori penetrasi sosial, dimana teori tersebut membahas proses pembentukan relasi atau hubungan ketika individu beranjak dari komunikasi yang superfisial ke...