32. Sakit

97 11 4
                                    

Hari Minggu kemarin dihabiskan Bayu dan Aurel hanya di apartemen, karena Bayu yang kelelahan dan Aurel yang masih kesulitan berjalan.

Seninnya, keduanya kembali beraktivitas. Aurel masih kesulitan menggunakan heels, jadi Senin itu dia memilih flat shoes yang lebih nyaman.

Sejak pagi Aurel belum bertemu Bayu, karena dia berangkat sendiri dari apartemennya dan kini sedang sibuk kunjungan ke salah satu resort dan hotel cabang Bogor. Ya, sepagi itu Aurel sudah ke luar kota.

"See, di sini paling bagus, kan? Pak Abraham benar-benar suka Bogor, Rel" ucap Reyna, sekretaris Aurel yang seumuran dengannya, jadi dia lebih nyaman bicara nonformal saat hanya sedang berdua

Aurel mengangguk-angguk, "Benar sih, cabang Surabaya bisa contoh ini"

"Nanti gue atur biar GM nya saling komunikasi" ujar Reyna senang

"Thank you, Re"

Aurel berlanjut melihat-lihat di resto hotel itu, kebersihan dan higienitas benar-benar terjaga di sana. Bahan makanan yang digunakan juga dijaga baik-baik kesegarannya, Abraham benar-benar memilih orang-orang berkualitas.

Dalam sehari, Aurel berkunjung ke dua hotel dan satu resort di Bogor. Meski menurutnya sudah bagus, tapi tetap banyak catatan yang harus diperbaiki manajemen hotel dan resort di sana.

Sampai kembali di Jakarta saat langit sudah gelap, kantor juga sudah sepi, lampu-lampu mulai dinyalakan sebagian. Aurel tidak langsung pulang, dia kembali ke ruangannya untuk mengecek beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan besok.

"Ini lo tandatanganin besok aja, Rel, dari accounting nggak buru-buru kok" ujar Reyna menunjuk tumpukan map di atas meja Aurel

"Iya, sekalian mau gue pelajarin dulu sebelum tanda tangan" kata Aurel mengambil tumpukan map tebal itu

"Mau lo bawa pulang?" tanya Reyna dengan wajah cemasnya

"Jaga-jaga aja siapa tahu di apartemen bisa gue kerjain, kalau enggak ya udah bawa balik ke sini lagi" balas Aurel santai

Reyna tertawa pelan, "Okay deh"

"Lo pulang aja, Re, nanti kemaleman lagi" perintah Aurel

"Lo?"

"Gue mau ke atas dulu"

"Oh ya, seharian lo belum ketemu pak Bayu ya? Dia bukannya udah pulang?"

"Lembur sih kayaknya" jawab Bayu sambil mengecek ponselnya yang tidak ada notifikasi apa-apa dari Bayu

"Ya udah, gue duluan, Rel"

"Hati-hati"

Hanya berselang beberapa menit dari kepergian Reyna, Aurel juga keluar dari ruangannya. Dia memasuki lift yang saat itu hanya dia yang menggunakan. Maklum, sudah lewat jam pulang kantor, pasti kantor-kantor lain juga sudah sepi.

Sampai di satu lantai di atasnya, Aurel mengedarkan pandangan pada kubikel ruang kerja karyawan di sana, sebagian sudah gelap dan sebagian lain masih terang dengan pekerja yang serius di depan komputer.

Yang paling mengalihkan atensi Aurel adalah ruangan Bayu yang masih menyala terang, Aurel tersenyum singkat sebelum mengetuk beberapa kali dan masuk.

Terlihat Bayu tidak sedikitpun terusik dengan kehadiran Aurel, dia sedang menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan yang ditumpu di atas meja. Aurel mengernyit cemas, dia buru-buru mendekat.

"Mas" panggil Aurel lembut

Bayu bergeming, tidak merespon.

Aurel menggerakkan lengan Bayu lembut, sambil memanggil namanya dengan lebih jelas, "Mas Bayu!"

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang