19. Calon Suami

76 10 2
                                    

Malamnya, sepulang dari kantor, Bayu bersama Tama berkunjung ke unit apartemen Aurel. Bayu lancar membuka pintunya dan menampakkan Citra yang sedang duduk di sofa, pahanya dijadikan bantal oleh sang kecil yang lelap dalam tidurnya.

"Bun" ucap Tama yang langsung mengecup mesra kening istrinya

"Aurel di kamar, Cit?" tanya Bayu langsung

"Iya, lagi tidur kayaknya" balas Citra

"Gue naik ya" ucap Bayu

"Sekalian bilangin, gue pulang ya!" pesan Citra

"Iya" balas Bayu yang langsung menaiki tangga

Citra menunggu sampai Bayu benar-benar masuk ke kamar Aurel, barulah dia meraih tangan suaminya.

"Yah, boleh tolong gendong kakak dulu nggak? Pinggangku sakit" ucap Citra

"Sakit kenapa?" tanya Tama khawatir

"Nggak, kelamaan duduk aja" jawab Citra

Tama dengan segera menggendong buah hatinya perlahan, menenangkannya yang sedikit menggeliat saat di angkat.

"Bisa, Bun?" tanya Tama sengaja membebaskan satu tangannya untuk membantu Citra bangkit

Citra meraih tangan itu dan dijadikannya tumpuan untuk bangkit dengan susah payah. Perutnya belum seberapa besar, tapi rasanya hamil kali ini lebih berat dari kehamilan pertamanya.

"Kamu beneran nggak apa-apa?" tanya Tama khawatir

Citra mengangguk pelan, "Tapi mampir ke dokter Dewi masih bisa nggak ya jam segini?"

"Bilang ke aku! Kamu kenapa, Bun?" tanya Tama cemas

"Perut aku sakit dari tadi pagi, tapi masih bisa ketahan sih. Pinggang aku juga berasa kaku"

"Ya udah, dokter Dewi masih buka kok, nanti aku hubungi dulu. Ayo, kita keluar!"

-
-
-

Bayu memasuki kamar Aurel dengan langkah ragu. Dilihatnya Aurel yang masih damai dalam tidur lelapnya. Yang pertama kali Bayu lakukan adalah menyentuh kening Aurel, merasakan suhu tubuhnya yang sudah normal.

Syukurlah, batin Bayu berucap. Dia duduk di tepian ranjang, tak berniat sedikitpun mengusik tidur nyaman Aurel. Namun, perlahan Bayu merasakan tangannya disentuh dengan begitu lembut. Bayu menunduk, menengok tangannya yang sudah digenggam erat seseorang dari arah belakang.

"Capek, ya?" suara parau itu terdengar pelan

Bayu spontan menoleh, "Sorry, aku ganggu ya?"

Aurel menggeleng pelan. Dia berusaha bangkit untuk duduk, "Kakak udah makan malam?"

Bayu menggeleng, "Kamu masih pusing?"

"Enggak, Flora udah sembuhin tadi" jawab Aurel santai

"Syukurlah"

Aurel menatap pria yang menunduk itu. Tangannya masih menggenggam erat tangan yang lebih besar dari miliknya, enggan melepaskan walau hanya sejenak.

"Kak, aku minta maaf ya" ucap Aurel

"Untuk apa? Kamu nggak salah" balas Bayu cepat

"Untuk semuanya, semua sifat childish yang kemarin kamu lihat. Harusnya aku bisa ngerti, tapi malah kayak gitu" ujar Aurel lugu

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang