18. Perdebatan Lagi

97 8 1
                                    

Pukul dua belas malam, belum juga mata Bayu itu mampu terpejam. Remang-remang cahaya ruang rawat inap itu semakin membuat pikirannya berkelana. Berkali-kali Bayu menengok ponselnya, berharap ada sesuatu pesan yang masuk dari Aurel. Namun, nihil. Terakhir kali mereka berkomunikasi adalah siang tadi.

Bayu bangkit dari sofa yang terlalu pendek untuk ukuran tubuhnya yang panjang. Dia melihat ibu dan adiknya sudah terlelap sambil berpelukan di ranjang pasien yang sempit itu.

Bayu memutuskan berdiri dan keluar dari ruangan itu. Dia menyusuri lorong panjang yang sepi temaram, lalu berhenti di ujung lorong. Sebuah jendela besar itu menampakkan pemandangan malam kota Jakarta yang tertidur.

Bayu teringat kembali dengan Aurel, gadis yang seharian membuatnya gundah juga resah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayu teringat kembali dengan Aurel, gadis yang seharian membuatnya gundah juga resah. Beribu tanya masih mengukung jiwanya, perihal gadisnya baik-baik saja atau tidak. Bayu menangkup kedua tangannya di depan dada lalu menunduk sambil memejamkan mata.

"In the name of God, please take care of her, don't give her any more pain. I miss her, God, please give me a chance to meet her"

Bayu mengucap amin paling serius malam itu bersamaan dengan setitik air mata yang lolos dari pelupuknya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Bayu menangis untuk seorang perempuan.

"Bang!"

Bayu terperanjat dan spontan berbalik badan, "Ibu? Ibu kebangun?"

"Iya, tadi ibu kebangun mau ke toilet, terus ngeliat abang udah nggak ada. Abang nggak bisa tidur?"

Bayu terdiam. Dia berbalik badan kembali menatap jendela besar di depannya, sedangkan Tantri di belakangnya kini sudah berpindah posisi ke sisi kirinya.

"Abang ada masalah?" tanya Tantri lagi

Bayu menunduk, lalu menggeleng pelan, "Nggak kok, Bu, abang lagi susah tidur aja"

Tantri menghela nafas berat, "Aurel ya? Kalian lagi ada masalah? Abang kalau mau cerita bisa ke ibu, jangan dipendam sendiri!"

"Abang... abang buat Aurel kecewa, Bu" ujar Bayu pelan

Tantri mengelus pundak putra sulungnya perlahan, "Abang udah minta maaf?"

"Abang udah berusaha lewat chat, tapi Aurel susah dihubungi. Dia malah bilang nggak mau ketemu abang dulu. Abang harus gimana, Bu?" ucap Bayu pasrah

"Kalau gitu, kasih dia waktu sebentar, bang. Nanti kalau semuanya udah dingin, udah tenang, Aurel udah siap ketemu abang, pasti Aurel mau ketemu abang. Abang sabar ya?" tukas Tantri menenangkan

Bayu semakin menunduk, "Tapi abang khawatir, Bu, abang takut Aurel kenapa-napa"

"Berdoa ya, bang, biar Tuhan yang jaga dia"

Bayu mengangguk pelan.

"Ya udah, kalau abang udah tenang, abang tidur ya! Ibu mau masuk dulu"

"Makasih, Bu"

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang