49. Menjadi Orang Baik

89 8 0
                                    

Tepat di usia tiga bulan pernikahan, momen yang Aurel tunda-tunda karena banyaknya masalah yang menimpanya akhirnya dia laksanakan dengan sepenuh hati.

Sekolah musik untuk anak-anak kurang mampu akhirnya dibuka. Binar-binar kebahagiaan tidak bisa lagi disembunyikan oleh siapapun yang ada di sana. Semua keluarga turut diundang datang, tak terkecuali Tantri dan dua adik Bayu yang sedang liburan semester.

Haikal sudah sembuh total, dia juga sudah bisa mengemudi seperti semula. Tentu itu menjadi salah satu alasan semua senyum di sana.

Keluarga Tantri sudah datang sejak tadi, ditemani Anggun yang langsung heboh mengobrol. Tinggal Aurel dan Bayu yang kini menyambut keluarga kecil Tama di parkiran.

"Aduh, ngeri banget aku lihatnya, kayak mau jatuh " ujar Aurel melihat perut besar Citra

"Apalagi abang yang lihat tiap hari, dek? Ngeliat susahnya kakak kamu tidur nih, aduh" balas Tama sambil mengelus perut Citra

"Adek besar?" tanya Flora polos

"Iya, ini adeknya kakak besar di sini" jawab Citra mengelus perutnya

"Udah berapa weeks, kak?" tanya Aurel basa-basi

"34 weeks, dek, doain ya, bentar lagi kayaknya nih"

"Semoga lancar, kak, nggak sabar mau ketemu jagoan"

"Masuk ajalah, panas nih" lerai Bayu sambil menutupi sinar matahari yang mengganggu matanya

Sekolah musik itu pada akhirnya terletak di satu kawasan dengan bangunan Salim Children Foundation, hanya di gedung yang berbeda. Itulau alasan acara pembukaan ini ditunda cukup lama, karena renovasi gedung tersebut juga memakan waktu cukup lama.

Tak lama setelah seluruh tamu datang, acara dimulai. Banyak penampilan-penampilan anak yayasan sebagai pembuka, lalu dilanjutkan sambutan oleh Aurel selaku founder dan pimpinan pengurus.

"Selamat pagi, para hadirin sekalian. Perkenalkan, saya Tamara Aurelia Salim, putri bungsu bapak Abraham Salim dan ibu Anggun Lestari"

Riuhnya tepuk tangan mengisi ke seluruh sudut ruangan. Dari atas podium, Aurel menatap Bayu yang duduk paling depan di samping Abraham, senyum Bayu tampak tak luntur barang sejenak.

"Sejak kecil, papa saya selalu berpesan pada saya untuk selalu menjadi orang baik. Awalnya saya tidak mengerti, karena menurut saya di dunia ini banyak orang baik, jadi kenapa pesan itu begitu penting sampai papa mengucapnya berulang pada saya"

"Namun, berjalannya waktu, saya mengerti, menjadi orang baik bukan sekedar bersikap baik, melainkan memiliki kepekaan akan adanya ketidakberuntungan di sekitar kita, lalu menggerakkan hati untuk turut membantu, membantu di sini bukan hanya tentang materi, tapi bisa berupa apa saja"

"Papa bukan tipe orang tua yang suka menasehati panjang lebar, papa lebih suka memberi contoh dan berpesan singkat. Dan yayasan inilah contoh dari pesan singkat yang papa utarakan pada saya sejak kecil"

"Oleh karena itu, papa, terima kasih telah menjadi inspirasi anak bungsu papa ini, menjadi panutan dan sosok yang menjadi contoh. Juga mama, tanpa mama, saya yakin yayasan ini tidak akan berdiri, kelembutan dan ketulusan mama lah yang membuat semua anak-anak di sini betah dan tumbuh dengan baik. Terima kasih, mama, karena mama telah menularkan kelembutan dan ketulusan itu pada saya"

"Lalu pada keluarga kecil kakak saya satu-satunya. Saat saya merantau ke Skotlandia, kakak saya lah yang sepenuh hati membantu papa dan mama. Dia bukan sosok yang menyukai anak kecil, tapi lihatlah sekarang bahkan putri kecilnya tidak ingin lepas dari pangkuannya. Abang, terima kasih untuk segalanya, saya tidak pernah tidak bersyukur telah berada di antara kalian"

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang