Kau tahu, di antara banyaknya teori komunikasi yang ada di dunia ini, ada satu teori bernama teori penetrasi sosial, dimana teori tersebut membahas proses pembentukan relasi atau hubungan ketika individu beranjak dari komunikasi yang superfisial ke...
Tentang pulang yang selalu berkisah di tempat yang sama. Tentang pulang yang selalu di tujuan yang sama. Tentang pulang yang selalu bersandar di pelukan yang sama.
Sepuluh tahun hidup di negeri orang bukanlah sebuah kisah yang sederhana. Namun, hakikatnya manusia punya tempat asal dan hanya masalah waktu para manusia itu akan kembali ke tempat dimana dia berasal.
Tiga hari terakhir di Edinburgh, Aurel banyak mengajak Bayu datang ke tempat-tempat favoritnya selama sepuluh tahun terakhir, sebagian besar di antaranya adalah tempat-tempat bersejarah.
Tiga hari terakhir pula Aurel mulai mengemasi barang-barangnya yang lain, terutama barang-barang pemberian staff dan wali murid padanya. Aurel memastikan tidak ada yang tertinggal.
Hingga tibalah hari dimana dia dan Bayu kembali menjalani perjalanan delapan belas jam lebih dengan sekali transit di Doha, Qatar. Sepanjang perjalanan, tak hentinya Aurel menggenggam lengan Bayu. Baginya lengan itu sudah lebih dari sekedar nyaman.
Sesampainya di Jakarta, keduanya dijemput oleh Tama seorang diri karena keluarganya sedang bersiap menyambut keduanya di rumah.
"Nggak nyangka bakal jemput kamu dua kali dalam setahun, mana yang sekarang berdua lagi" komentar Tama sambil mengacak puncak kepala Aurel
"Ayo, udah ditunggu di rumah" sambung Tama mengambil koper yang ditarik Aurel
Tak sampai satu jam perjalanan, mobil Tama memasuki komplek rumah keluarga Salim. Di teras rumah itu sudah berdiri Abraham, Anggun, Citra, dan tak lupa Flora yang digendong Citra.
"Sehat, nak?" tanya Anggun langsung memeluk Aurel dan mencium kedua pipinya
Tama dan Bayu sibuk menurunkan barang-barang di bagasi untuk dibawa masuk. Aurel sedang dipeluk erat oleh Abraham, mengucapkan selamat yang begitu dalam karena cincin yang melingkar di jari manisnya kini.
"Bun, kamu kan nggak boleh gendong kakak dulu. Sini!" ucap Tama yang sigap menaruh koper dan bersiap mengambil Flora dari gendongan istrinya
"Oom Bay!" seru Flora saat melihat Bayu mendekat, bahkan dia menghiraukan sang ayah dan memilih digendong Bayu.
Tama berdecak, "Awas aja lo kalau adeknya juga kepincut sama lo" balas Tama sambil mengelus pelan perut istrinya yang masih rata
"Ya elah, bapak, anaknya udah mau dua masih aja jealous" balas Bayu
Celoteh keduanya disambut derai tawa dari seluruh keluarga di situ. Setelahnya, mereka semua masuk dan langsung menuju halaman belakang. Mereka sudah menyiapkan pesta barbeque untuk malam itu.
Citra, Bayu, dan Aurel duduk di meja piknik bersama Flora yang siap di high chair nya. Anggun sedang menyiapkan minuman di dapur, dan Abraham juga Tama sedang memanggang daging. Tiga orang yang duduk dilarang oleh mereka untuk ikut membantu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.