24. Rencana Mulia

62 9 3
                                    

Karena semalaman, Aurel tak menjawab pesannya sama sekali padahal dia sudah mengatakan bahwa Windy sudah memaafkannya, jadinya pagi ini Bayu sudah bertandang ke rumah keluarga Salim.

Setelah berpamitan pada sang ibu dan membantunya menata barang di mobil Haikal dan mengantar Windy ke kampus, Bayu mengijak gas ke rumah mewah keluarga sederhana itu.

Yang menyambutnya adalah Citra yang sedang menyiram rumput di halaman depan bersama putrinya. Flora jelas langsung mengejar Bayu membuat Citra kesulitan mengejar anaknya.

"Gue aja!" isyarat Bayu menghentikan langkah Citra, dia yang melangkah maju menangkap Flora dan dibawa ke gendongannya

Bayu melangkah mendekat ke arah Citra yang sudah berdiri di teras rumah, "Emang boleh lo nyiramin rumput gini sama si bos?"

"Bun, kamu-"

Belum usai Citra menarik nafas untuk menjawab, tiba-tiba sosok Tama yang sedang kerepotan memasang kancing bajunya muncul dari dalam rumah.

Bayu sontak tertawa, begitu pula Citra yang tersenyum ringan. Sedangkan Tama berhenti di bawah bingkai pintu.

"Stop! Aku yang ke situ" ujar Tama saat melihat Citra hendak melangkah ke arahnya

Setelahnya, Tama maju ke depan dan menuntun istrinya untuk masuk. Bayu tak berhenti tertawa melihat penampilan Tama yang masih berantakan dengan rambut basah dan celana boxernya.

"Posesif banget si ayah" cibir Bayu

"Rasain sendiri lo nanti! Punya bini hamil yang nggak bisa diam" balas Tama sarkas jelas mengarah pada istrinya

Bayu mengikuti langkah Tama dan Citra yang masuk ke rumah. Terdapat Abraham dan sang istri sedang bersantai di ruang keluarga sambil menikmati teh hangat. Bayu langsung dipersilakan duduk, dan dia menurut.

"Kenapa Citranya digandeng gitu, bang?" tanya Anggun cemas

"Udah abang suruh diem aja di kamar nggak nurut, Ma, malah main di halaman depan" ujar Tama

"Mas, please, aku hamil loh, bukan sakit" balas Citra

"Tuh, lagian kalau diam doang juga nggak bagus, bang, kebiasaan kamu tuh" nasihat Anggun

"Tuh, dengerin" cibir Citra

"Ya udah, bantuin aku siap-siap" Tama menarik pelan tangan istrinya menuju kamar. Flora yang sejak tadi tenang di pangkuan Bayu mendadak bangkit mengekor kedua orang tuanya

Abraham geleng-geleng, "Anaknya cemburuan, ayahnya pengen berduaan sama bundanya pasti nggak dikasih"

Bayu sontak tertawa dengan ucapan Abraham itu.

"Udah sarapan, Bay?" tanya Anggun

"Udah, Ma"

"Papa kaget banget loh kemarin kamu ngomong kayak gitu, Aurel nggak bilang apa-apa soalnya" ujar Abraham membuka obrolan

Iya, kemarin, saat Bayu habis menjenguk Aurel di rumah sakit pagi-pagi, tak sengaja dia bertemu Abraham di parkiran rumah sakit. Di sana, dia meminta waktu sebentar untuk bicara. Tentu saja, tentang rencana mulianya menikahi Aurel segera.

"Bayu minta maaf nggak bisa ngomong di waktu yang proper, Pa, Ma, soalnya kita sama-sama sibuk" ucap Bayu

"Iya, nggak apa-apa, Bay. Jadi, rencana kamu kapan mau ketemuin dua keluarga?" tanya Abraham

"Ehm, mungkin minggu depan, Pa. Weekend besok, Bayu pengen ke makam ayah dulu, sekalian ngomong ke ibu. Bayu izin bawa Aurel ya, Pa, Ma" jawab Bayu

"Iya, boleh" ucap Abraham tanpa berpikir

"Ngapain ke sini?" ketus Aurel dari arah tangga

Bayu terkejut dan spontan mendongak menatap Aurel yang sinis menatapnya. Aurel sudah siap, karena dari kabar yang dia dapat papanya juga sudah siap, tapi malah masih bersantai di ruang keluarga.

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang