Bayu memasang wajah seriusnya di depan komputer di kantor. Satu persatu dia menggulir layar di sana yang menampakkan berbagai macam rumah dengan segala konsepnya.
Sudah hampir dua minggu dia mencari makelar rumah ke sana kemari yang cocok, tidak sedikit pula dia dan Aurel mendatangi lokasinya. Dan dari seluruh penelusuran itu belum ada yang cocok baginya maupun Aurel. Entah dari sisi budget, design, maupun lokasi.
Rasanya Bayu sudah lelah, tapi ketika dia bilang begitu pada Tama, maka laki-laki itu akan beringas mentertawainya lantaran dulu saat Tama kesulitan mencari rumah Bayu asyik mencibirnya. Kata Tama, ini karma.
Ada beberapa rumah yang masuk dalam kategori Bayu, terakhir kali dia memastikan semuanya on budget baru dia mengirimkannya pada email Aurel.
Sebenarnya sekarang sudah jam tujuh malam, sudah lewat satu jam dari jam pulang kantor. Bayu masih menunggu Aurel yang katanya ada meeting mendadak, makanya dia manfaatkan waktu itu untuk mencari-cari lagi rumah.
"Mas"
Bayu tersentak kaget sampai hampir lompat dari kursi saking kagetnya. Sang pelaku asyik tertawa menyaksikan adegan lucu dari pintu.
"Kaget banget, mas?" tanya Aurel sambil tertawa
"Untung aku nggak beneran jatuh" jawab Bayu yang masih memegangi dadanya
"Lebay!" Aurel mendekat, menyandarkan tubuhnya di meja, tepat menghadap Bayu
Bayu juga mendekat, melingkarkan tangannya di pinggang Aurel dengan posisi gadis itu lebih tinggi darinya.
"Pulang ke apart aku aja, yuk, mas!" pinta Aurel dengan wajah sendunya
"Kamu kan tiap hari juga ke sana dua minggu ini, sayang" balas Bayu belum mengerti maksud Aurel
"Maksud aku, kamu. Kamu pulang ke apart aku aja, yuk!" pinta Aurel lagi, masih dengan wajah sendunya
Bayu tersenyum simpul, dia menyibak rambut Aurel ke belakang telinga, "Emang kenapa? Kamu ada masalah?"
Aurel terdiam sejenak masih dengan wajah lelah dan sendunya, "Capek" gumamnya pelan
Bayu beranjak berdiri, menyamakan tinggi dengan Aurel, lalu membawa tubuh lelah gadis itu ke dalam rengkuhannya. Bayu mengusap-usap rambut Aurel lembut, sambil membubui puncak kepala Aurel dengan kecupan mesra.
"Ya udah, iya, aku pulang ke apart kamu, lagian besok weekend" ujar Bayu
Aurel mendongak saat tiba-tiba ingat sesuatu, "Oh ya, mas, rumah yang waktu itu gimana? Bukannya besok janjian mau survey?"
Bayu menggeleng, "Sayangnya, nggak on budget kita, sayang. Aku langsung blacklist rumah-rumah yang nggak on budget dan nggak sesuai keinginan kamu"
Aurel menarik diri dari dekapan Bayu, "Keinginan aku?"
"Iya, taman kecil di teras, outdoor space, swimming pool, meja bar di dry kitchen, bukaan lebar di master bedroom, dan space buat taro piano" ujar Bayu menghitung dengan jemarinya
"Aku banyak mau ya, mas?" tanya Aurel ragu
"Nggak, aku juga cari yang kayak gitu, biar adik-adik aku juga bisa ke sana buat main atau berenang, biar aku bisa sarapan sambil minta morning kiss di meja bar, biar kamu bangunin aku pagi-pagi pake buka jendela, dan biar aku bisa sering-sering denger kamu main piano" jawab Bayu menenangkan
Plaakk
Satu pukulan cukup kencang mendarat di lengan Bayu, hingga laki-laki itu mengaduh tak tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionKau tahu, di antara banyaknya teori komunikasi yang ada di dunia ini, ada satu teori bernama teori penetrasi sosial, dimana teori tersebut membahas proses pembentukan relasi atau hubungan ketika individu beranjak dari komunikasi yang superfisial ke...