Setelah kejadian malam itu, jimin yeeus mendatangi appa dan eommanya ke mansion. Jimin sadar bahwa dieinya sangat mengecewakan hati kedua orangtuanya terutama appanya. Jimin ingat betapa terluka appanya melihat dirinya terpuruk. Appanya lah yang bersedia memeluknya dalam keadaan terpuruknya.
Tak terasa seminggu sudah appa park mendiami keberadaan jimin. Tak sedikitpun jimin menyerah. Jimin tak melibatkan yoongi dan yooji, jimin tak mau membuat suasana semakin buruk. Jimin terus berusaha dari tinggal di mansion, datang ke kantor hingga memasakkan makanan untuk appanya.
Tapi tak satupun usahanya membuat hati appa park luluh. Seminggu itu jimin tak makan dengan baik dan istirahatpun tak tenang. Tapi akan tekad yang dia miliki jimin tak merasakan bahwa dirinya butuh istirahat.
Siang ini, jimin datang ke kantor appanya untuk mengantar bekal makan siang yang dimasaknya. Jimin tahu pasti appanya akan membuangnya lagi tapi tak appa. Setidaknya jimin menunjukkan ketulusannya mengakui semua kesalahannya.
Jimin sudah tina di perusahaan appa park. Jimin berjalan masuk dengan senyuman yang selalu dilontarkan kepada pegawai disana. Jimin sedikit merasa kabur pada pandangannya tapi menyakinkan dirinya semua baik baik saja.
"Ah, kenapa pandanganku tiba tiba kabur" batin jimin memegangi kepalanya.
"Fighting!" Jimin memberi semangat pada dirinya.
Jimin masuk ke dalam lift dan menuju lantai dimana ruangan sang appa. Jimin melihat sekertaris appanya ada di ruangannya. Berarti sang appa masih diruangannya. Jimin mengetuk pintu ruang itu.
Toktoktok ...
"Masuk" terdengar suara dari dalam.
Cklek ...
Appa park hanya melihat siapa yang datang. Seketika melihat jimin masum ke ruangannya membuat appa park memalingkan pandangannya pada tumpukan kertas dimeja.
"Permisi appa, jimin bawakan makan siang untuk appa" jimin masuk dan mendudukkan dirinya di sofa.
"Bawa lagi makanan itu" ketus appa park.
"Tapi jimin sudah memasak untuk appa" sedih jimin.
"Aku tak memintanya. Bawa keluar dan silahkan pergi. Aku banyak urusan" appa park tak melihat kearah jimin.
"Maafkan jimin appa. Maafkan jimin. Jimin sadar jimin salah. Tapi apa salah jika jimin memberikan kesempatan kepada yoongi hyung appa. Jimin masih mencintainya. Sampai detik inipun yoongi hyung terus menunjukkan keseriusannya. Yoongi hyung sudah mengakui kesalahannya appa. Bukankah yoongi hyung juga sudah menerima karma atas kesalahannya. Apakah appa tak bisa memaafkan semuanya? Tak bisakah kita memulai semuanya dari awal appa. Jimin tak memaksa appa menerima yoongi hyung tapi setidaknya appa lihat perjuangan yoongi hyung dan yooji appa" jimin tahu betapa keras kepala appanya ini.
"Kau dengan mudah membelanya. Kau dengan mudah memahami perasaannya. Pernahkah kau memahami perasaan appa dan eommamu? Pernahkah kau memikirkan kami yang hancur melihat anak kesayangan kami hancur? Kesakitan yang kau rasakan takkan sebanding dengan rasa sakit yyang kami rasakan park jimin. Kesakitanmu sama dengan kesakitan kami bahkan 10x lipat dari yang kau rasakan. Sebaiknya, kau pulang dan tak perlu datang mengantarkan makanan. Urus saja kehidupan yang ingin kau jalani. Lakukan semuanya sesukamu. Kau tak perlu capek capek memikirkan perasaan kami. Karena yang kau tgahu hanya bagaimana dirimu bahagia dengan apa yang kau pilih. Aku lelah berdebat denganmu. Semakin berdebat denganmu lukaku semakin melebar dan mengalir darahnya. Biarkan aku sendiri, menenangkan diri dan menyembuhkan luka yang kalian buat untuk ku dan istriku" appa park mengangkat tangannya dan menunjuk pintu keluar.
Jimin menahan rasa sakitnya, benar kata appanya tadi bahwa dia hanya memikirkan kebahagiaan dirinya tanpa memikirkan seberapa terlukanya hati appanya. Jimin keluar ruangan appanya dengan perasaan yang begitu kecewa. Jimin menyalahkan dirinya yang tak bisa membuat orangtuanya bahagia.
Apa yang harus jimin lakukan sekarang? Tak mungkin jimin meninggalkan yoongi karena jimin hamil anak yoongi. Jika jimin pergi bagimana dengan yooji. Jimin sangat tertekan kepalanya sangat sakit seperti dijatuhi beban berat.
Saat berjalan menuju parkiran jimin mulai terlihat tidak seimbang dalan berjalan. Untung saja jimin pergi dengan membawa supir. Yoongi tak membiarkan jimin menyetir sendiri. Saat akan sampai jimin terjatuh ke tanah dan hal itu terlihat oleh supirnya.
Dengan cepat pak supir itu turun dan menghampiri jimin. Mencoba memanggil tuannya itu.
"Tuan, tuan jimin" ucap supir itu mencoba menyadarkannya.
Tak ada balasan dari jimin, pak supir itu segera membawa jimin ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit jimin dibawa ke IGD dan segera memberikan kabar pada tuan besarnya.
Call Tuan Yoongi
"Hallo tuan yoongi"
"Ada apa pak?"
"Maaf tuan. Bisakah tuan datang ke rumah sakit sekarang?"
"Ada apa pak?"
"Maaf tuan. Tadi saya mengantarkan tuan jimin ke kantor tuan park. Swtelah itu tuan jimin keluar dan pingsan saat akan menuju keparkiran tuan"
"Baik, saya akan kesana sekarang"
Yoongi mematikan telponnya bergegas menuju rumah sakit. Yoongi sangat khawatir dengan jimin dan bayinya. Semoga tak terjadi apa apa pada mereka berdua.
Setibanya yoongi di rumah sakit yoongi langsung menuju resepsionis menanyakan pasien yang baru datang hari ini atas nama jimin.
"Pasien masih di ruang IGD tuan" jawab perawat itu.
Yoongi berlari menuju ke ruang IGD terlihat supirnya menunggu didepan ruangan dengan keadaan panik. Yoongi menepuk pundak pak supirnya.
"Tuan yoongi"
"Iya pak, bagaimana kata dokter pak?"
"Dokter belum keluar pak. Masih ditangani"
"Biar saya saja yang menunggu jimin. Pak supir bisa pulang dan istirahat"
"Tapi tuan..."
"Tak apa, pak supir tidak aku pecat. Pulanglah dan istirahat. Semua akan baik baik saja" tenang yoongi.
"Baik tuan. saya pulang. Titip salam untuk tuan jimin"
"Baik nanti saya sampaikan"
Pak supir meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumahnya. Yoongi menghubungi kedua orangtuanya memberitahukan kabar bahwa jimin sedang dirawat di rumah sakit. Tak selang berapa lama dokter keluar dari ruang IGD.
"Keluarga pasien?"
"Saya dokter, saya suaminya" ucap yoongi.
"Begini pak, apakah akhir akhir ini kalian sedang bertengkar?"
"Tidak dokter"
"Istri anda sangat banyak pikiran dan sangat tertekan. Mohon lebih diperhatikan tuan karena sangat berbahaya untuk janinnya. Tapi tenang janinnya sehat. Ibunya hanya perlu dirawat sampai keadaannya membaik"
"Terima kasih dokter"
"Sama sama tuan. Sebentar lagi istri anda akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Saya permisi"
Setelah itu jimin dipindah ke ruang rawat dan tak selang berapa lama appa dan eomma min langsung menyusul ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit apap dan eomma min menanyakan ruangan jimin dan bergegas menuju ruangan itu.
Cemas dan khawatir akan keadaan jimin membuat eomma min tak menghiraukan jalannya. Eomma min menabrak siapa saja yang menghalangi jalan didepannya. Begitu juga dengan appa min yang juga khawatir dengan anak kesayangannya itu.
Akhirnya appa dan eomma min tiba di depan ruangan jimin. Mengetuk pintu dan masuk kedalam. Dilihatnya anaknya terbaring lemah dengan infus yang menggantung. Betapa hancur melihat anak kesayangannya jatuh sakit.
Eomma min mendekati jimin mengusap puncak kepalanya dan negusapnya.
"Sayang, jangan seperti ini ne. Eomma minta maaf. Maafkan eomma nak. maafkan kesalahan eomma" eomma min tak bisa menahan tangisnya. Betapa hancur hatinya melihat jimin seperti ini.
Tbc
Janga lupa vote, comment, follow
Bye💜
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONMIN - TAKDIR | END✔
FantasyCerita ini adalah cerita pertama yang Giji bikin. Jadi misal tidak terlalu bagus dan bertele² semoga para raeders tetep suka ya. Oh ya sebelumnya giji kenalin diri dulu ya soalnya tak kenal makan tak sayang, kayak Yoonmin hahaha Panggil aku GIJI ya...