Takdir - 36

509 50 5
                                    

Hari sudah mulai sore, yoongi terbangun dan langsung berjalan keluar kamar mencari penduduk apartemen lainnya. Yoongi berjalan menuruni tangga dengan tangan mengucek matanya untuk menyamankan pandangannya. Yoongi melihat jimin dan yooji sedang asyik dengan cemilan dan menonton film kartun.

Yoongi mendudukan bokongnya disamping jimin yang tengah dijadikan bantal oleh yooji. Yoongi menyenderkan kepalanya di bahu jimin dan memejamkan matanya. Jimin hanya melihat sekilas dan kembali fokus dengan camilannya.

"Kenapa kalian tidak membangunkan appa? apa kalian ingin appa menjadi mummy?" Tanya yoongi dengan mata tertutup.

"Appa yang bangun telat kenapa yooji dan mommy disalahkan?" Yooji mendongak melihat wajah appanya dri bawah.

"Kaliankan bisa membangunkan appa"

"Sudahlah hyung, kami juga bangun kesiangan tapi kalau hyung kesorean hahaha" jimin menertawakan yoongi.

Yoongi hanya mencebikkan mulutnya tanda kesal ditertawakan jimin.

"Sudah sudah, sebaiknya appa mandi. Appa sudah bau asam" yooji menutup hidungnya.

Yoongi melihat anaknya meledeknya pun mendekatkan ketiak kearah hidung yooji. Yooji memberontak dengan kelakuan appanya.

"Appa, jorok ihh. Awas awas" yooji memberontak dan terus mendorong yoongi.

Jimin kesal dengan ulah anak gadis ini pun berteriak untuk menghentikkannya.

"STOP!" Jimin berteriak.

Seketika aksi ribut itu terdiam dan tak berkutik sama sekali. Jimin bernapas lega akhirnya 2 makhluk itu bisa berhenti.

"Hyung, mandilah sekarang. Kau harus makan setidaknya sedikit sebelum makan malam" printah jimin.

Yoongi tanpa basa basi langsung bangkit dan pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Yoongi tak mau membuat jimin marah padanya karena hal sepele.

Jimin dan yooji sangat fokus dengan film mereka. Tidak sadar bahwa pintu apartemennya terbuka.

Tit tit tit tit tit tit ... Ceklek ...

Bunyi dari lock smart yang terdengar begitu samar. Bahkan pemilik apartemen pun tak sadar hingga suara seseorang menggaketkan pemilik apartemen.

"Papah ..." teriak baby twins.

Entah jimin memang tak mendengar atau bahkan sekarang sudah tuli. Merasa papahnya tak merespon panggilan mereka baby twins berbalik dan berjalan menuju eommanya dengan mata berkaca kaca. Jennie bingung kenapa anaknya mendekatinya.

Jennie hanya dengan baby twins karena lisa ada urusan kantor di jepang. Jadi nanti lisa akan menyusul setelah semuanya selesai. Jennie yang kesal melihat papah anak anaknya hanya diam seperti batupun berteriak sangat kencang.

"Park jimini!" Teriak jennie kesal.

Jimin yang kaget dengan suara tersebut hingga badannya tersentak keatas. Yooji yang mendengar teriakan itupun terkejut. Jimin langsung menolehka  kepalanya kearah belakang dan mendapati jennie dengan koper dan anak mereka yang memeluk kaki kanan dan kiri jennie.

"Jen" panggil jimin.

"Apa! Biasakah kau membantuku. Jangan cuma diam!" Bentak jennie, yang masih tidak tahu jika ada orang lain.

"Ah, baiklah baiklah. Jangan berteriak. Kau akan membuat twins takut"

"Lihat apakah anakmu takut" jennie menatap jimin tajam.

Jimin hanya mengangkat dagubya menunjuk kearah anaknya.

"Mereka merajuk padamu"

"Auh, kenapa bisa? Kalian saja baru datang" jelas jimin.

YOONMIN - TAKDIR | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang