Takdir - 48

544 36 4
                                    

Keesokan hari yang cerah seperti sekarang matahari pagi menyapa seluruh penjuru dunia dengan kehangatannya. Pagi ini sangat berbeda dengan pagi pagi sebelumnya.

Suami tercintanya tuan park chanyeol bangun terlebih dahulu membuatkan sarapan dan telah siap dengan pakaian kantornya. Hanya membuatkan sandwich dan jus untuk sarapan pagi ini. Terlihat wajah yang sangat berbeda seperti memikirkan hal sesuatu yang sangat menguras tenaganya.

"Yeobo, kau sudah bangun?" Tanya eomma park menuruni tangga.

"Pagii sayang, aku sudah bangun dari tadi dan telah menyiapkan sarapan untik kita" appa park merentangkan tangannya dihadapan makanan.

"Auhh, ada apa ini gerangan. Kau sehat?" Kata eomma park menempelkan tangannya ke kening appa park.

"Kau sedang apa?"

"Memeriksa keadaanmu. Kau tidak demam tapi kenapa kau bertingkah aneh seperti ini??" Bingung eomma park melihat tingkah suaminya itu.

"Cepatlah makan dan bersiaplah kita akan ke rumah sakit"

"Benarkah? Kau sudah memaafkan kesalahan putramu?" Binatmr eomma park menanyakan itu.

"Makan cepat, atau aku akan meninggalkanmu nenek tua" decah appa park.

" ay... ay... captain" ucap eomma park memberi hormat.

"Dasar nenek gila" ucap appa park.

Eomma park tak menggubrisnya karena sangat bahagia dengan keputusan suaminya. Eomma park melahap sandwich buatan suaminya dengan senyum yang tak turun sama sekali. Bahagia yang dirasakan melebihi apapun. Dengan bergegas eomma park menghabiskan sarapannya dan berganti pakaiannya.

Tuan dan nyonya park pergi menuju rumah sakit. Tentu saja eomma park tak tahu apa yang akan suaminya lakukan. Saat bertanya tuan park sama sekali tidak menggubrisnya hanya mendiami dan memalingkan wajahnya. Eomma park hanya berdoa supaya suaminya tak melakukan hal hal yang aneh di rumah sakit nanti.

Setibanya di rumah sakit, tuan park berjalan menuju resepsionis menanyakan ruangan atas nama jimin. Suster resepsionis memberitahukan ruangan jimin. Appa dan eomma park berjalan menuju ruangan itu. Tanpa mengetuk pintu itu appa park masuk dan orang didalam ruangan itu terkejut dan semakin terkejut dengan kedatangan appa park.

"Appa" panggil jimin.

Appa park tak menggubris jimin sama sekali dan langsung menuju kearah yoongi. Menatap yoongi dengan ekspresi yang susah diartikan. Diam seribu bahasa tanpa membuka percakapan apapun.

"Ada apa appa? Apakah appa ingin bicara dengan yoongi?" Tanya yoongi.

"Dengarkan apa yang aku ucapkan. Aku hanya sekali mengucapkannya" dingin appa park.

"Nde appa" yoongi menatap appa park.

"Apa kau serius ingin menikahi jimin? Apa kau sanggup menjaganya dan takkan menyakitinya? Apa kau mau menikahi jimin minggu depan?" Pertanyaan beruntun yang dilontarkan appa park.

Yoongi tercengang hanya bisa diam tak tahu harus senang atau bagaimana. Yoongi justru diam membeku tanpa bisa menjelaskan ekspresi yang buat.

"Apa kau tuli yoongi?" Ucap appa park lagi.

Yoongi akhirnya sadar dari lamunannya.

"Iya appa, yoongi ingin menjadikan jimin istri. Yoongi tidak bisa janji appa tapi yoongi akan membuktikan pada appa untuk membahagiakan jimin. Maafkan yoongi appa. Maafkan semua yang yoongi lakukan. Yoongi menyesal appa. Yoongi sadar bahwa yoongi snagat mencintai jimin sebelum perjodohan itu ada tapi yoongi terlalu munafik untuk mengakuinya. Maafkan yoongi appa" yoongi sujud didepan kaki appa park.

YOONMIN - TAKDIR | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang