Situation: ketika ceweknya ngucapin mereka ulang tahun
"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday, happy birthday. Happy birthday to youuuu!"
Jay yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya langsung menoleh pada suara merdu milik pacarnya di ambang pintu kamarnya. Jay tersenyum dan berdiri menghampiri Sangah yang sedang memegang kuenya.
"Make a wish dulu. Baru tiup lilinnya."
Jay melipat tangannya dan membuat permohonan. Dia meniup lilin ulang tahun dengan konsep simple. Hanya ada tulisan level 21 unlocked di atas kuenya. Sangah menaruh kuenya di atas meja belajar yang dipakai oleh Jay tadi.
"Selamat ulang tahun, Bro."
"Bro?" Alis Jay terangkat satu."Thanks, Bro. Bro, kenapa lo nggak bilang kalau mau ke sini? Mau makan kuenya nggak, Bro?"
Sangah tertawa, "Bercanda. Ayo, duduk. Kita unboxing hadiah dari gue. Pasti lo penasaran."
Jay terdiam, tetapi bibirnya tetap terangkat ke atas. Jay mengusap kepala Sangah dan menuntunnya untuk duduk di atas kasurnya. Sangah mengeluarkan dua kotak dari paper bag yang ia bawa.
"Hadiahnya ada tiga. Satunya kue," Sangah menunjuk kuenya. "Terus dua ini. Buka aja."
"Padahal nggak perlu kasih gue hadiah, Sang," meski di mulut bicara seperti itu, tangan Jay tetap menerima dua kotak yang diberikan Sangah.
"Nggak usah sok denial lo. Tangan lo aja gatel udah ngambil."
Jay tertawa dan membuka kotak itu satu per satu. Kotak pertama berisi satu set pakaian berwarna hitam. Sudah dibilang Sangah memang tahu selera fashionnya. Kotak kedua berisi sebuah parfum.
"Suka nggak? Gue nggak terlalu punya banyak uang buat beliin lo hadiah," ucap Sangah.
Mata Jay terus menatap Sangah. Dia menghembuskan nafasnya, lalu memasukkan kembali hadiahnya ke dalam kotak. Sangah yang melihatnya bingung, apakah Jay benar-benar tidak menyukai pemberiannya.
"Sang, gue suka. Gue nggak pernah nggak suka sama apa yang lo kasih. Gue menghargai pemberian lo. Satu hal yang perlu lo tahu, gue nggak pernah lihat berapa harga yang lo kasih. Money isn't everything. Yang penting lo ada buat gue, itu udah cukup. Thanks, Sangah."
Sangah terkejut dengan perkataan Jay. Di pikirannya, ia menjadi mengenang masa-masa di mana Jay menawarkannya uang supaya bisa pindah tempat duduk di awal-awal masuk sekolah.
"Gue sayang banget sama pria dewasa di depan gue. Makasih juga, Jay!"
Jay, kalau ulang tahun, nggak berharap dan minta hadiah apapun, asal dikelilingi sama orang yang dia sayang, dia udah senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Republik Cinta S2
Fiksi PenggemarENHYPEN | GIRLS Akhirnya yang cowok berhasil naklukin hati yang cewek Note: ada baiknya baca yang S1 dulu biar tahu gimana susahnya anak-enak enha ngejar mbak crushnya