Situation: ketika mereka menciptakan suasana galau tentang statusnya
Sunghoon dan Soeun sedang berteduh di bawah toko komik dekat sekolahnya. Tangan kanan Sunghoon memegang gagang payung miliknya karena meski sudah berteduh, rintik hujan masih bisa mengenai mereka.
"Mau, dong."
Soeun yang sedang memakan roti bakarnya menoleh dan langsung menyodorkannya pada Sunghoon supaya laki-laki itu langsung menggigitnya. Melihat pacarnya makan berantakan, Soeun mengambil remahan roti yang menempel pada bibir Sunghoon dan mengelapnya menggunakan ibu jarinya.
"Lo ternyata perhatian juga ya, Eun."
"Oh, jelas," Soeun menaikturunkan kedua alisnya.
"Tapi sayangnya perhatian lo ke gue cuma kalau nggak banyak orang. Kayak tadi, lo berani nyentuh bibir gue," jelas Sunghoon.
Soeun terdiam. Ia merutuk karena telah membersihkan remahan roti dari bibir Sunghoon. Tapi, bukan Soeun kalau nggak punya seribu alibi. "Itu karena ada remahan rotinya. Kalau nggak ada juga gue nggak mau."
Merasa bukan jawaban yang diharapkan, Sunghoon melanjutkan perkataannya, "Tapi serius, deh. Lo sebenernya suka sama gue, kan?"
"Lebih. Gue lebih dari suka sama lo, Hoon. Gue emang nggak terlalu bisa ekspresiin diri gue kalau lagi sayang sama orang. Gue anaknya berisik, pasti itu yang bikin lo nggak yakin sama gue," Soeun menunduk tidak berani menatap Sunghoon. "Maaf, Hoon."
Sunghoon menggeleng dan merangkul Soeun, "No need to, Soeun. Gue mungkin belum sampai di titik bisa ngertiin lo."
Soeun dengan cepat mengangkat kepalanya dan menggeleng panik, "Nggak. Lo udah cukup ngertiin gue. Gue suka ngedenger setiap kata yang keluar dari mulut lo karena itu artinya lo nerima gue apa adanya, kan? Gue yang banyak omong dan selalu lo ladenin, itu contohnya."
"Masa?"
Soeun mengangguk dan tersenyum. "Nanti gue coba buat jadi apa yang lo ma-"
"Nggak. Jangan. Jangan jadiin gue alasan lo mau berubah. Lo mau berubah atau nggak itu hak lo, Eun."
Tangan kanan Sunghoon yang merangkul dilepaskan dari bahu Soeun. Soeun memberanikan dirinya untuk menatap Sunghoon. Mata perempuan itu sampai menghilang karena tersenyum. Jari jemari Soeun menelusuri jari Sunghoon.
"Brutal juga lo," ucap Sunghoon, namun genggamannya ia eratkan.
"Suka kan lo?"
Sunghoon, kalau bahas masalah hubungannya, sikap dewasanya keluar alias sikap dia ngertiin perempuannya sebagai pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Republik Cinta S2
Fiksi PenggemarENHYPEN | GIRLS Akhirnya yang cowok berhasil naklukin hati yang cewek Note: ada baiknya baca yang S1 dulu biar tahu gimana susahnya anak-enak enha ngejar mbak crushnya