Balik lagi,,,, jangan kapok nunggu story ini.
Vote komen dulu sebelum baca.. 😍
Arjuna sangat frustasi. Lagi-lagi rencana gilanya kembali gagal untuk menggalkan rencana perjodohannya.
Ia berjalan menghampiri sang ayah yang sedang membaca koran.
"Yah... " panggil Arjuna.
"Hm, ada apa? Jika soal perjodohan mu, tidak ada lagi yang harus di bicarakan. Ayah tetap mau kau akan menikah dengan Nak Surya."
"Kenapa sih, Ayah begitu meyakini dia sebagai kebahagiaan ku?"
"Kandita? Ke marilah."
Arjuna berjalan ke sisi Ayahnya dengan bibir bebeknya
"Berapa kali sih aku harus bilang, jangan panggil aku Kandita kenapa?" ucap Arjuna, ia tak suka dengan nama belakangnya yang cukup seperti nama perempuan.
"Loh kenapa? Kandita adalah nama yang bagusloh."
"Bagus gimana, namanya kayak nama cewek gitu?"
"Lah kan memang cewek?"
"Ayah.... "
"Anakku, ke sini lah," ucap Sang ayah menarik lengan Arjuna. Anak yang sudah berumur 26 tahun itu duduk persis di samping ayahnya, "Ayah sebenarnya tidak ingin memaksa mu, ini untuk kebagianmu Nak. Bahkan ini kesempatan yang bagus. Ayah tau kamu kesulitan mencari pekerjaan. Sebenarnya Ayah tak ingin anak Ayah melakukan itu. Ayah hanya-"
"Apa karena itu Ayah ingin menikahkan aku cepat-cepat?"
"Kan, Ayah hanya ingin yang terbaik untuk anak Ayah. Kau terlahir menjadi anak yang istimewa, Nak, ayah hanya takut kesempatan ini tidak datang lagi."
Arjuna pergi ke kamarnya. Di sini dia merenungi diri. Apa sebegitu gagalnya ia, sehingga pernikahan menjadi jalan tengah bagi Arjuna untuk mencari kebahagiaan.
"Huft... " Arjuna menghela nafas beratnya. Sungguh kebahagiaan mana yang akan datang padanya? Menikah dengan pria yang tidak ia cintai?
Tidak, itu bukan kebahagiaan.
"Kenapa kau melihat Mas begitu?" tanya Surya. Ini kencan terakhir mereka sebelum bertentangan.
"Mas?" ucap Arjuna dengan smirk tipis di sudut bibirnya yang lancip.
"Kenapa? Bukannya kau yang memanggilku seperti itu kemarin," ucap Surya atas tatapan aneh calon istrinya.
"Calon istri? Ya, aku calon istrimu kan? Apa kau pernah bertanya padaku langsung? Apakah aku mau atau tidak?" ucap Arjuna serius.
"Aku tak perlu lagi persetujuan mu. Sedangkan orang tua mu saja sudah setuju," ucap Surya.
"Apakau tak ingin menikahi orang yang kau cintai?"
"Jelas ingin. Karena itu aku ingin menikahimu, lalu apa lagi?"
Deg...
Arjuna sejak pulang dari kencan terakhirnya selalu bermenung, terkadang ia terkikik seram membuat dua sahabatnya memandang ngeri.
"Jun, lu napa sih? Dari tadi aneh banget," keluh Bri yang menjadi tak nyaman duduk di samping Arjuna.
"Iya, lu napa sih? Sejak pulang dari kencan ama Kak Surya tadi jadi gini? Lu kesambet?" sambung Winata.
"Kak Surya?" sanggah Arjuna seakan tak suka.
"Iya, Kak Surya yang tampan. Buat gue ya," ucap Winata yang langsung di tarik Bri dengan raut tak suka.