bab 31

779 125 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna yang masih diliputi kebingungan, ia terus bertanya di dalam pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arjuna yang masih diliputi kebingungan, ia terus bertanya di dalam pikirannya. Ia masih belum mengerti tindakan Surya barusan. Apakah itu hanya sebuah ilusi karena Surya kasian padanya atau memang sungguh-sungguh.

Arjuna akan bertanya dari pada dia bertengkar dengan pikirannya sendiri.

Namun saat mulutnya terbuka, Arjuna kaget ketika langkahnya berhenti di sebuah kamar yang cukup familiar. Sungguh Arjuna hanya sibuk dengan pikirannya sehingga ia tampa sadar telah Surya bawa ke sini lagi. Ini kamar ia dan Surya sudah melakukan malam yang panas.

"Kenapa kau tidak mengganti pakaian? Bukankah aku sudah menyiapkannya?" ucap Surya menunjuk sebuah pakaian di atas nakas. Arjuna tidak sadar sama sekali. Ia masih diam dengan pikirannya.

"Maaf kalau mengatakan kau masih tunaganku," ucap Surya membuka suara. Ia tau apa yang ada di kepala cantik prianya.

"Jika kau masih tak nyaman tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa. Tapi sungguh di dalam hatiku masih ada dirimu, Kandita."

"Lalu wanita itu?" ucap Arjuna ragu-ragu setelah banyak diam dan mendengar.

"Wanita yang mana?" ucap Surya membelai wajah Arjuna. Ia sangat merindukan laki-laki cantik ini.

"Ah, aku tau. Mia bukan? Apa kau tidak dengar tadi. Mia itu hanya temanku saja, Kan."

"Terus, kenapa kau saat melihatku kemarin seperti sudah melupakan aku?"

Surya tersenyum tipis, "Apa lagi yang harus aku lakukan, Kandita. Di saat aku sangat merindukanmu. Apa aku harus memelukmu dan langsung menciummu seperti ini," ucap Surya langsung mengecup bibir Arjuna sehingga pemiliknya melebarkan matanya.

"Tidak, kan? Kau pasti menamparku karena aku pikir kau tidak ingin melihatku lagi?"

"Siapa bilang?"

"Aku yang salah. Seharusnya aku bertanya padamu langsung. Apa laki-laki yang sangat cantik ini juga merindukanku?" ucap Surya menangkup kedua tangan Arjuna.

"Maaf, aku hanya membiarkanmu pergi begitu saja tampa menahan mu dulu. Karena itu, mulai saat ini aku tidak akan melakukannya lagi. Sekeras apapun dirimu pergi. Aku tidak akan membiarkannya. Bukan karena kau dan aku sudah menghabiskan malam yang panas," ucap Surya seketika mengingatkan Arjuna dengan pukulan pantatnya yang nyeri membuat kedua pipinya memanas.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang