Surya nampak memanjangkan bibirnya saat mengikuti istrinya dari belakang. Mereka hampir tengah malam mencari bubur terong yang Surya inginkan, namun tak satupun restoran yang menjual bubur terong varian dari timur tengah tersebut.
Kandita sangat lelah mengikuti keinginan suaminya yang tergolong aneh tersebut sehingga ia cukup kesal sekarang, Surya terus merajuk tak mendapatkan makanan yang ia inginkan.
Ia menyerah menghadapi laki-laki yang merajuk itu, Kandita memutuskan untuk kembali ke hotel meskipun suaminya masih ingin mencari bubur tersebut.
"Mas, jangan seperti anak kecil. Kau bisa sakit jika terus begini," ucap Kandita. Ia melihat suaminya yang berjarak dua meter di belakangnya.
"Biar saja! Pokoknya Mas tidak mau makan kalau bubur terongnya tidak ada!" ucap Surya melipat tangannya di dada.
Kandita menghela nafasnya lelah, ia kembali berjalan. Tak peduli pria merajuk di belakangnya tak mengikutinya. Surya melihat langkah istrinya semakin jauh, ia akhirnya mengikuti Kandita lagi. Sepertinya laki-laki cantik itu serius untuk meninggalkannya.
Kandita menoleh ke belakang, ia sedikit khawatir jika Surya tak mengikutinya. Namun ia bersyukur, pria dewasa itu juga berjalan meski masih menjaga jarak dengannya.
Ketika Kandita menoleh, Surya membuang wajahnya seolah ia marah, Kandita tak menurutinya. Ia berhenti berjalan.
Sekali lagi Kandita menghela nafasnya melihat suaminya yang seperti itu. Kenapa pria dewasa itu terlihat seperti bocah lima tahun sekarang membuat Kandita lagi-lagi mengurut keningnya.
Kandita melihat-lihat, di samping hotel tersedia supermarket. Ia berpikir apa di sana mereka menjual terong. Kandita sedang memikirkan bagaimana jika dia membuatnya saja jika seluruh restoran di Swiss tak menjual makanan yang Surya inginkan.
Kandita hendak menyebarang untuk menuju supermarket tersebut, namun sebuah SUV putih tepat berhenti di depannya sehingga Surya yang tadi berjarak 5 meter di belakangnya berlari secepat mungkin menghampiri istrinya ketika seseorang dari dalam mobil tersebut keluar.