Hallo balik lagi, sama Nana
Jangan lupa Vote dan komen sebelum baca ya....
Di sebuah taman pinggiran kota, banyak orang sekedar berjalan santai di sana setelah sibuk dengan pekerjaan. Sore ini begitu sejuk dengan langit yang mulai menguning. Arjuna dan Surya nampak ikut berjalan santai di sana, namun Arjuna berjalan sambil memanyunkan bibirnya.
"Kamu kenapa? Tidak suka jalan-jalan sama, Mas?" tanya Surya melihat calon istrinya cemberut.
"Gak tau!" ucap Arjuna masih dengan bibir bebeknya.
"Mas salah ya?"
"Ih gak tau!" Arjuna kesal melangkah pergi meninggalkan Surya yang masih kebingungan dengan sikap Arjuna yang tiba-tiba berubah.
"Mau pulang?" tanya Surya saat Arjuna ternyata sudah di dalam mobilnya.
"Gak tau?"
"Gak tau, terserah, Mas bingung loh? Kamu mau apa? Bilang sama Mas?"
"Is gak peka banget sih!" Arjuna kesal hendak turun dari mobil Surya. Namun Surya menahannya.
"Kalau pergi lihat saja Mas cium sampai jontor."
"Cium saja!" tantang Arjuna. Ini lah yang ia inginkan sejak pulang dari butik tadi yang cukup membuatnya kesal. Lagi-lagi Surya menolak gaun yang di tunjukkan.
Surya belum memberikan kecupan yang Arjuna gemari baru-baru ini. Ia malah mengajak Arjuna duduk dan berjalan di taman membuat kaki Arjuna sedikit lelah apalagi seharian sudah mencoba gaun yang cukup banyak. Sungguh sebenarnya Arjuna heran, kenapa pakaian pengantinnya adalah gaun?
"Ow Mas tau. Apa kau ingin ini?"
Cup...
Surya dengan lembut mengecup bibir manyun di depannya sehingga Arjuna tersenyum, kemudian Surya kembali mengecupnya, dia sedikit malu-malu kucing setelah mendapat ciuman yang banyak.
"Kalau mau cium bilang saja ya. Jangan kasi kode-kode. Mas gak intel apalagi dukun yang bisa tau apa isi di dalam kepalamu," bisik Surya sedikit berat di telinga Arjuna. Kemudian pandangannya ia kembalikan pada wajah ayu di depannya.
"Sangat cantik," puji Surya sambil menyelipkan rambut Arjuna ke daun telinganya.
"Rambut aku panjang ya Mas?" tanya Arjuna.
"Iya, besok potong rambut ya, Mas tidak ingin kau semakin seperti wanita," ucap Surya langsung membuat Arjuna menyungut.
"Kalau gak mau aku kayak cewek kenapa memilih gaun untukku di pernikahan kita?" ucap Arjuna kembali manyun.
Surya gemas dengan bibir love Arjuna yang manyun seperti itu sehingga ia mencomotnya."Aw!" keluh Arjuna, bibirnya di jepit oleh jari Surya.
Surya melepaskan bibir Arjuna, kemudian ia menghela nafasnya.
"Benar, kau kan laki-laki. Kenapa kita harus memilih gaun?" ucap Surya memandangi Arjuna secara intens.
"Mas, kenapa kau sedih?" tanya Arjuna melihat Surya tiba-tiba melamun dengan pandangan jauh.
"Apa aku salah tidak ingin gaun?" tanyanya lagi. "Lagian semuanya terlihat buruk di tubuhku. Buktinya kau terus mengatakan jelek."
"Kau salah, bahkan semuanya sangat bagus, tapi memang benar, gaun adalah salah, seharusnya aku tak membuat kau seperti wanita," ujar surya terus memandangi wajah Arjuna.
"Mas.... " ucap Arjuna, pandangan Surya memang terlihat banyak cinta tapi ada sorot kesedihan sedikit yang Arjuna tangakap.
"Maaf," ucap Surya. "Apa kau mau kembali sekarang?" tanyanya.
"Hmm, sebenarnya, ada yang mau aku beli Mas," ucap Arjuna menunjuk-nunjuk jari manisnya.
"Apa, kau mau sesuatu?" tanya Surya.
"Aku mau ikan cupang itu, cuma sebentar kok," ucap Arjuna menunjuk gerobak penjual ikan cupang yang sejak tadi cukup menarik perhatiannya. Ia bersiap untuk turun namun Surya menahannya.
"Kau mau ikan itu?" tanya Surya, Arjuna mengangguk. "Biar Mas saja yang belikan, kau tunggu saja disini," ujar Surya.
"Tidak apa, aku saja ya Mas, aku mau pilih warnanya."
"Biar Mas saja, lihat di sana banyak laki-laki. Mas takut nanti kau di goda oleh mereka, bagaimana?"
"Coba saja goda aku, aku akan mengeluarkan biji matanya."
"Astaga, seharusnya Mas yang bilang seperti itu," ucap Surya. Arjuna kembali ke mode awal.
"Tapi aku pengen milih sendiri," ucap Arjuna memohon.
Akhirnya mereka turun bersama, benar saja banyak mata yang memperhatikan Arjuna. Dia adalah laki-laki yang sangat cantik.
"Apa liat-liat! Gak pernah liat malaikat ya!" ucap Arjuna dengan lantang dan to the point.
"Wih malaikat? Sombong amat Dek," ucap pria-pria yang cukup berani itu padahal Surya sudah menatapnya dengan sangat tajam. Ia mengisyaratkan kalau Arjuna adalah miliknya.
"Dak dek Dak dek... Gue Arjuna! Bukan Adek elu!"
"Cihui, Arjuna-nya buaya dong? Goda Abang dong Dek," ucap pria itu membuat Surya angkat bicara.
"Maaf, anda keterlaluan, dia pasangan saya, mohon jaga ucapan anda," ucap Surya terdengar dingin langsung menyeret tangan Arjuna.
"Mas, cupangnya belum di beli... " rengek Arjuna.
"Kandita! Nanti Mas kasi cupang yang banyak," ucap Surya membuka pintunya dan memasukkan Arjuna dengan lembut ke dalam mobilnya.
"Benar ya, aku mau ekornya yang warna pelangi," ucap Arjuna tak sabar.
Surya bergegas masuk ke dalam mobilnya. Ia langsung meraih pundak kecil Arjuna yang membuat empunya terkejut.
Belum sempat ia bertanya, Surya sudah mencium Arjuna dengan posesif. Lumatan yang terburu-buru membuat Arjuna tak nyaman bahkan bibirnya secara tak sengaja tergigit oleh Surya.
"Mas, sakit... " keluh Arjuna. "Udahan ah, katanya mau beli cupang, kok cium-cium lagi," ucap Arjuna dengan nada merajuk. Sangat ingin ia ikan cupang sekarang dari pada ciuman yang membuatnya ketagihan.
"Dari pada beli Mas buat saja ya," ucap Surya berat di telinga Arjuna.
"Buat?" tanya Arjuna bingung. Bagaimana bisa orang membuat ikan cupang.
"Ia, di buat, bisa di sini," tunjuk Surya di leher putih Arjuna sehingga Arjuna tekejut.
"Eh, kok cupang yang itu?"
"Hayo, paham ya, tau dari mana kata-kata itu?" Surya mencubit gemas hidung Arjuna sehingga ia menjadi merah sekarang.
"Ih, orang dia yang bilang duluan!" sungut Arjuna.
Bersambung....