Surya masih belum bisa percaya, ia berhasil membawa kembali Arjuna Kandita, kekasih hatinya.
Bahkan ia seperti mimpi mendapatkan laki-laki cantik itu lagi."Berhenti melihatnya!" tegur Nenek Dona ketika cucunya mengamati Kandita sangat intens.
"Nek, biarkan aku duduk di samping Kandita," mohon Surya, nampak ia putus asa. Nenek Dona seperti memberi dinding di antara mereka. Tenang, bukan untuk hal buruk. Ini untuk kebaikan pada sepasang kekasih yang sudah keluar jalur ini. Tentu saja Nenek sudah tau. Cucunya dan Kandita sudah melakukan malam yang cukup panas sehingga Kandita lumayan malu sekarang. Ia tak bisa menjaga diri dengan baik.
"Itu salahmu! Jangan menyalahkan menantu Nenek! Seharusnya kau dicambuk seratus kali karena telah melakukan hal yang tak senonoh!" omel Nenek Dona ketika Surya membela diri.
"Nek. Sekarang sudah zaman melanial. Hal seperti ini sudah biasa kok. Iya Kan?"
"Mas, berhentilah. Apa kau tidak tau malu?" ucap Kandita pelan pada Surya. Ingin sekali ia mencubit pria itu.
***
Di rumah orang tua Kandita.Ayah dan Ibuk Kandita nampak resah menunggu kepulangan putra istimewa mereka dari Swiss, bahkan Mama dan Papa Surya juga nampak tak sabar. Mereka sudah mengetahui jika Kandita pulang bersama Surya sehingga mereka sangat bahagia.
Baru saja mereka melihat seseorang yang begitu familiar keluar dari mobil yang baru saja berhenti di depan rumah mereka. Semuanya berjalan keluar untuk menyambut. Tapi saat semua orang sudah turun, Ibuk dan Ayah Kandita tidak melihat putra mereka. Hanya ada Nenek Dona dan Surya saja. Bahkan Surya terlihat sedih dengan bibir yang mengerucut.
"Di mana Kandita? Bukankah Kandita pulang bersama Nenek dan kamu?" tanya Papa Surya pada putranya.
"Kandita lebih mementingkan teman-temannya dari pada Surya," keluh Surya dengan wajah memelas.
"Apa Kandita ke rumah Win?" tanya Ibuk .
"Hmp, seperti itulah, Buk. Dia memberhentikan mobilnya tepat di sana," tunjuk Surya pada beberapa rumah dari rumah Kandita.