Kandita akhirnya membuat bubur seperti yang Surya inginkan. Ia meninggalkan suaminya yang kembali ke mode manja di kamar yang sudah maid Ana siapkan tadi karena ia sedang di dapur untuk membuat bubur yang diinginkan suaminya.Kandita kembali ke kamar dengan membawa semangkuk bubur terong yang ia buat sendiri. Cukup aneh memang, namun dengan rasanya yang tidak terlalu buruk, makanan ini masih layak di konsumsi. Anehnya, kenapa Surya begitu menginginkan bubur yang seperti itu.
Ketika ia memasuki kamar, nampak pria dewasa itu ternyata sudah tertidur. Ia mendengkur lembut bahkan tak menyadari istrinya yang sedang mengusap wajahnya agar pria itu terusik. Kandita tak ingin membiarkan Surya tidur dengan perut yang kosong.
Surya terjaga dengan membuka matanya. Ia melenguh tak ingin tidurnya diganggu, namun Kandita memaksa pria itu bangun dan memperlihatkan bubur yang begitu Surya hayalkan dan inginkan sehingga kedua mata Surya terbuka sempurna.
"Kau yang membuatnya?" tanya Surya ketika Kandita membawa satu sendok ke mulut suaminya.
"Mas pikir maid Ana yang membuatnya? Tentu saja istrimu," ucap Kandita kembali menyuapi suaminya yang terlihat lahap dan menyukai bubur yang ia buat.
"Kapan kau bisa memasak?" ucap Surya. Ia tau Kandita tak pandai memasak.
"Kau meremehkan ku, Mas?"
"Bukan begitu, waktu itu kau dan Nenek kan pernah menghancurkan dapur di rumah Mama saat membuat sambal terasi."
"Aku sudah belajar Mas, agar kau tak kecewa saat sudah memiliki ku," ucap Kandita, ia terus menyuapi suaminya.
"Kau belajar saat bersama Loli bukan? Bukan karena sudah Mas miliki?"
Kandita seketika tersenyum, benar yang suaminya katakan.
"Setidaknya aku bersamamu sekarang. Jangan bahas ah, yang penting sekarang aku bisa membuat sesuatu untuk suamiku. Aaa, ayo makan lagi. Kau pasti lapar karena terus muntah sepanjang hari."
"Jangan bahas lagi.... Kan Mas mual lagi!"
Baru saja beberapa suap bubur terong yang Kandita buat, Surya sudah memuntahkan isi perutnya lagi. Kandita menjadi gelisah, ia begitu khawatir dengan suaminya.