bab 11

804 130 7
                                    

Hay. Balik lagi sama Mas Surya. Sebelum baca jangan lupa vote sama komennya..
.
.
.

Sudah beberapa kali Surya mencoba menghubungi Kandita. Namun laki-laki cantik itu tak mengangkatnya sama sekali sehingga Mama dan Surya lumayan cemas.

"Mereka ke mana sih?" gumam Surya. Bahkan ia sudah menelpon Nenek. Tapi sama saja. Nenek tak mengangkat panggilannya juga.

"Cari saja, Mama khawatir sayang. Ini juga sudah malam," suruh Mama semakin khawatir.

Baru saja Surya akan pergi untuk mencari. Nenek sudah masuk rumah dengan Kandita berlari seperti mengejar Nenek.

"Nek, Nek?" panggil Kandita.

"Ibuk? Kalian dari mana sih?" tanya Mama khawatir pada Nenek.

Namun Nenek tak menjawab. Ia hanya melewatinya saja dengan wajah yang Mama tangkap cukup kesal.

"Kandita, ada apa? Kalian dari mana saja? Dan kenapa kau berkeringat?" tanya Surya pada Kandita.

"Anu ini, kami tadi ke ke."

"Ke mana, Nak?" potong Mama juga penasaran.

"Ini Ma tadi Kandita ajak Nenek ke pasar malam," jelas Kandita.

"Pasar malam? Bagaimana bisa kalian ke sana?" lanjut Surya.

"Abis, aku mau lebih dekat sama Nenek," ucap Kandita mengeluh.

"Trus kenapa sekarang Nenek terlihat marah?" tanya Mama.

"Tadi, anu Ma. Ini, kami naik kora-kora."

"Kora-kora?" kaget Mama.

Kandita hanya bisa mengangguk dan melanjutkan ucapannya.

"Trus, gigi Nenek terlepas dan hilang, Ma," ucap Kandita dengan kepala tertunduk.

"Maaf.... " ucapnya lagi. Ia jelas sudah gagal mendekati Nenek. Bahkan ia juga sudah menghilangkan gigi palsu Nenek.

"Astaghfirullah, Kan. Gimana bisa sih kamu kepikiran ajak Nenek ke pasar malam?" tanya Surya heran.

"Sur, udah ah. Kamu jangan marahin Kandita," potong Mama. Putranya membuat Kandita terlihat sedih.

"Kan, ya udah. Gak papa sayang, sekarang kamu pulang aja ya. Urusan Nenek nanti Mama urus. Surya, antar Nak Kandita pulang Nak. Ini sudah malam," suruh Mama.

Kandita sangat sedih sekarang apalagi mendengar ucapan Mama yangu mengusirnya. Ia berpikir kalau Mama juha marah padanya.

"Kamu kenapa? Kamu marah ya sama Mas, bicara dengan keras tadi?" tanya Surya. Sepanjang jalan Kandita hanya diam dan menunduk.

Pria cantik itu menggeleng.

"Aku pantas kok di marahin. Bahkan aku pantas juga di tolak di keluarga, Mas," ucap Kandita bergetar.

"Kan? Bicara apa kamu?" ucap Surya kaget. Ia menepikan mobilnya untuk bicara pada Kandita. Seperti tidak ada yang beres melihat Kandita beberapa kali menghirup ingusnya.

"Kamu nangis?" tanya Surya saat mobilnya sudah berhenti. Ia raih pundak Kandita agar mau menatapnya.

"Hiks... hiks... Aku pasti sangat buruk, bahkan Nenek tidak menyukai ku. Kenapa hidupku tidak ada yang berjalan dengan lancar. Aku tidak di terima oleh semua orang, bahkan aku juga di tolak ketika mencari pekerjaan, huwaaaa bahkan sekarang Mama juga," ucap Kandita menangis tersedu-sedu sehingga Surya kaget. Ternyata Kandita juga bisa menangis.

"Hey, kamu bilang apa sih? Kapan Mama menolak kamu juga?"

"Itu tadi, Mama mengusirku pulang hiks hks.... " tangis Kandita. Surya memeluknya untuk menenangkan Kandita.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang