bab 37

745 113 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali pengantin baru sudah terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi sekali pengantin baru sudah terbangun. Keduanya terlihat bugar setelah melakukan putaran awal di kamar mandi. Mereka yang masih memakai handuk kimono tersebut masih saling memeluk menatap cahaya pagi yang damai.

Bel kamar yang berbunyi menyingkirkan kemesraan mereka. Kandita membukakan pintu. Pelayan hotel datang dengan membawa sarapan. Setelah sarapan keduanya masih suka menempel. Bahkan Kandita duduk dipangkuan suaminya saat makan.

"Sudah memutuskan kita bulan madu ke mana?" tanya Surya sambil tangannya merayap kedalam towel istrinya.

"Hmm... Aku masih ingin ke sana, Mas," ucap Kandita sambil menahan tangan suaminya yang mulai nakal. Ia berada di puting susunya yang cukup gatal.

"Apa kau yakin?"

"Hmm, aku juga ingin melihat Nenek Nora."

"Apakah itu benar?" ucap Surya mengeluarkan tangannya dari dalam dada Kandita sambil cemberut.

"Apa kau pikir aku ingin menemui, Loli?"

"Jangan sebut namanya!" ucap Surya semakin memonyongkan bibirnya.

"Kenapa? Apa Mas cemburu?"

"Cemburu? Untuk apa Mas cemburu pada seseorang yang sudah menculik bidadari Mas selama satu tahun!"

"Siapa yang kau sebut bidadari? Kau lupa aku seorang laki-laki?"

"Aku tidak menyebut dirimu. GR saja!"

Kandita menoleh,"Ow begitu? Ternyata ada seorang bidadari di hati Mas?" ucap Kandita sambil bangkit namun pinggangnya di tahan Surya.

"Coba saja kau pergi lagi. Mas akan menghukum mu dengan keras."

"Apa hukumannya di atas ranjang? Sungguh aku menantikannya," ucap Kandita mengalungkan tangannya di leher Surya sambil ia naik turunkan alisnya.

"Apa kau seorang penggoda, Tuan?"

"Tentu saja," ucap Kandita sambil mengedipkan matanya.

Hal tersebut membuat Surya harus mengangkat tubuh Kandita untuk memindahkannya di kasur.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang