bab 6

946 147 42
                                    

Malam semuanya, maaf ya Nana telat up, karena kesibukan yang luar biasa sekarang. Semoga kalian masih nungguin up dari Nana.

Sebelum baca Nana minta VOte atau Komentar nya ya, untuk meramaikan akun ini.

Terimakasih semuanya 🙏🙏

Setelah lama hanya diam. Surya angkat bicara.

"Kandita, apa kau memang tak menginginkan aku menjadi suamimu, hm?" tanya Surya dengan seriusnya.

'Kenapa bertanya itu sih? Lakukan saja kenapa,' batin Arjuna. Sungguh sebenarnya ia mau sekarang. Surya memang terlihat gagah. Dia tampa sadar sudah tertarik pada laki-laki yang selalu dia sebut om-om tersebut.

"Kenapa diam Kan? Apa seburuk itu aku?"

"Apa kau mengatakan aku buruk?" tanya Arjuna berbalik. Ia sadar, pasti Surya sedang berpikir keras sekarang melihat Arjuna yang berpakaian saja tidak sopan.

"Ya, kau sangat buruk, tidak sopan, berpakaian fulgar dan selalu mengatakan aku 'O-om!"

"Lalu, apakah kau ingin membatalkan perjodohan ini?"

"Tidak Kandita. Sungguh aku mencintaimu sekarang," ucap Surya membuat sesuatu berterbangan di perut Arjuna. Jantungnya berdegup kencang saat bahunya kembali di bawa ke arah Surya yang menatapnya intens.

"Aku tau. Kita bertemu karena adanya rencana perjodohan dari orang tua kita. Tapi aku merasa sangat yakin kalau kau akan  jadi ibu dari anak-anakku kelak. Apa kau tidak merasakan itu, Kandita?" ucap Surya, sungguh dari matanya, tidak ada kebohongan di sana.

"Apa kau tidak ingin mencintaiku, hm?" tanya Surya lagi karena Arjuna hanya melihatnya dengan mata yang lebar.

"Huft... Seharusnya aku tau. Aku hanya pria yang berumur mengarap cinta dari orang sepertimu? Bukankah itu membuatmu risih?" ucap Surya. Jelas ada kesedihan di sana sehingga ia mundur melepaskan bahu Arjuna.

Arjuna sudah tak tahan lagi. Ia raih tangan yang menajuh itu ke sisinya dan.

Cup...

Dengan berani ia memulainya, mencium pria yang sudah dua kali mencuri ciumannya.

"Kan?" kaget Surya. Sedangkan Arjuna hanya menunduk malu dengan wajah yang begitu merah. Bahkan telinganya senada dengan pipinya yang merona.

"Apa ini jawabanmu?" tanya Surya atas ciumannya barusan.

"Kandita jawab aku. Apa itu tadi. Apa ciuman itu sebagai tanda perpisahan kita?"

"Is, gak peka banget sih!" kesal Arjuna hendak turun dari mobil namun di tahan Surya.

"Coba saja, aku akan mengila menutup auratmu dengan melepaskan semua pakaianku," ucap Surya meraih pinggang Arjuna lalu memeluk erat.

Debaran di dada Surya begitu Arjuna rasakan di punggungnya. Bahkan dia juga sama. Surya membaliknya untuk berhadapan.

"Apa kau menerimaku, Kan?"

Arjuna hanya menunduk malu. Bahkan ini kali pertama Surya melihatnya dari sejak pertama bertemu. Biasanya Arjuna selalu melihatnya dengan mata elang.

Surya angkat dagu tersebut sehingga wajah yang cantik itu bertemu dengan wajahnya. Jemari surya bergerak naik dan berlabuh di bawah bibir love Arjuna. Dorongan kecil membawa wajah mereka semakin dekat sehingga deru nafas saling menghangatkan.

Cup...

Tak ada pengahalang bagi ke-dua bibir bersentuhan. Apalagi sebuah pencurian yang biasanya Surya lakukan.

Lama posisi itu masih setia. Diam di luar bibir saling tempel. Surya memilih membuka sedikit mulutnya untuk mencicipi bibir yang berisi di depannya.

Kaku dan tak tau bagaimana. Mereka hanya mengikuti naluri sehingga entah siapa yang memulai. Ke-duanya sama-sama melumat untuk mencicipi bibir di depannya. Sehingga secara tak sengaja gigi mereka tertabrak menimbulkan rasa ngilu sedikit. Sehingga ciuman tadi terlepas dan ke-duanya sama-sama malu kemudian tertawa setelah tertangkap mata.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang