Malam... maaf yah lama menunggu. Semoga masih setia nungguin update an Nana.
Yuk sebelum baca Vote dulu dan Nana tunggu ulasannya di kolom komentar.
Happy reading....
Sungguh Arjuna tak percaya atas ucapan Nenek barusan. Meski hatinya sangat lega apakah hal ini sangat baik di mana ia begitu muak dengan Loli di tempat ini membuatnya sangat ingin melompat pada Nenek dengan mengatakan ia sangat ingin kembali. Tapi ia cukup sadar atas kesalahannya yang ia buat, di mana ia tak akan bisa mengembalikan gelas yang sudah pecah.
"Aku tidak bisa melakukan itu, Nek. Semuanya sudah berubah. Sekarang ada hati yang harus aku jaga. Aku tidak ingin melukai seseorang untuk kedu kalinya."
"Lalu kau tidak apa-apa menghancurkan hati cucuku sangat parah?"
"Aku tidak terlalu menghancurkannya. Nenek benar. Aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Setidaknya aku bersyukur dia tidak memiliki ku. Aku hanya beban Nek." Arjuna menundukkan wajahnya. Sangat ingin air matanya terjun bebas. Namun ia harus tahan.
"Jika kau tidak mau jadi beban untuk cucuku. Apa kau lebih memilih jadi beban untuk pasangan baru mu hah!"
"Aku akan berusaha agar tidak menjadi beban Nek. Aku akan melakukan yang terbaik kali ini agar dia tidak malu untuk memiliki nanti. Hmm aku tidak tau kenapa Nenek bisa menemukan aku di sini. Entah sengaja atau tidak. Aku senang bertemu dengan Nenek. Tapi aku sekarang sudah lama meninggalkan rumah. Aku harus kembali naik Nek. Nenek juga harus pulang dan jaga kesehatan," ucap Arjuna. Ia kembali akan meninggalkan Nenek.
"Kan, apa kau tidak penasaran bagaimana Surya sekarang?"
"Aku pikir dia begitu bahagia sekarang. Aku yakin dia juga sudah memiliki seseorang."
"Salah, kau tau. Setelah kau pergi dia menjadi gila."
"Gila?" ucap Arjuna mengurungkan kepergiannya ia berbalik lagi.
"Kenapa bisa gila?"
"Dia gila karena kau tinggalkan. Dia pecandu alkohol sekarang."
"Ah, tidak mungkin. Aku tau Mas Surya adalah pria yang berakal. Tidak mungkin dia menjadi pencandu alkohol hanya karena aku pergi darinya."
Arjuna lebih memilih melanjutkan perjalanannya. Ia tau Nenek Dona berbohong.
"Bahkan dia juga pencandu wanita!" teriak Nenek membuat langkah Arjuna terhenti.
"Setiap malam dia mabuk dan setiap malam juga dia meniduri wanita," lanjut Nenek membuat Arjuna menoleh.
"Lalu karena itu Nenek menemui ku lagi? Apa Nenek pikir aku akan bermurah hati kembali padanya jika benar apa yang sudah dilakukannya sekarang? Tidak Nek. Aku tidak ingin memelihara pria seperti itu di sisiku." Kali ini Arjuna benar pergi meninggalkan Nenek.
"Kandita, tunggu! Bukan seperti itu... Ah sial, aku salah taktik. Bagaimana bisa aku mempermalukan cucuku sendiri," umpat Nenek melihat punggung Arjuna semakin menghilang.
Arjuna bergegas naik pada apartemennya. Ia menghapus dan meninggalkan kesedihannya di belakang. Ia tau jika ia sudah sangat menyesal sekarang. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Arjuna hanya akan mendegupnya dengan mudah seolah ini sudah jalannya. Ia bulat bertekad akan menjadi seseorang yang berharga disisi Loli.
Saat kepastiannya masuk ke rumah milik Loli. Sayup-sayup sebuah suara aneh dapat ia dengar ketika langkahnya semakin masuk. Bahkan suaranya begitu penuh di seluruh ruangan. Rintihan dan erangan dari balik ruangan membuatnya semakin penasaran. Peperangan apa yang terjadi di sana sehingga suasananya begitu meriah.