bab 36

783 119 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang dingin dengan cahaya bulan yang terang cukup membuat indah suasana gelap dengan penerangan bintang dan bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang dingin dengan cahaya bulan yang terang cukup membuat indah suasana gelap dengan penerangan bintang dan bulan.

Kandita dan Surya berjalan kecil di bawah sinar tersebut. Meskipun ini malam pertama setelah menikah, sepertinya hal tersebut menjadi kacau sekarang.

"Sudahlah. Kita kan sudah pernah melakukan itu. Jangan cemberut terus. Ayo jalan, kita harus cari makan. Kau sangat pucat Mas," ucap Kandita. Ia mengambil keputusan memakai pakaiannya lagi. Surya cukup pucat dengan cairan kuning dan pait yang terus keluar dari tenggorokannya.

Orang seperti itu apa masih sanggup untuk bercinta? Tidak bukan. Kandita akhirnya memutuskan untuk mencari makan. Ia sangat merindukan warung angkringan dengan lebel pecel lele Lamongan.

"Tapikan cuma pernah sekali!" rengut Surya mengikuti langkah istrinya dengan pasrah.

"Nah sepertinya di sana buka Mas," tunjuk Kandita pada pondok pecel lele. Meskipun sudah malam, nampak warung tersebut cukup ramai.

Kandita memesan dua porsi ayam dengan sambal terasi.

"Mas mau terong goreng atau pete goreng?" tanya Kandita pada suaminya yang masih merenggut.

"Terong Rebus!" jawab Surya cukup ketus.

"Tidak ada terong rebus Mas. Jangan aneh-aneh deh."

"Bisa kok Mas. Kalau mau saya rebusin terongnya," jawab penjualnya saat keduanya mulai berdebat.

Pesanan mereka sudah datang, memang terlihat menggugah sehingga Kandita sangat tak sabar. Saat resepsi ia tak makan dengan benar. Namun suaminya terlihat lesu saja dengan makanan.

"Mas, ayo makan. Biar kau kuat. Katanya mau ehm ehm," bisik Kandita agar orang lain tak mendengar.

"Ini, kau bilang mau terong rebus. Sekarang sudah dingin. Ayo makan." Kandita memberikan suapan pada suaminya.

Surya menerimanya dengan patuh, selain apa yang istrinya ucapkan membuatnya cukup penasaran, perutnya sekarang memang juga sedikit pedih.

"Ayo makan sendiri. Aku juga mau makan," ucap Kandita mendorong piring suaminya ke sisi Surya.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang