bab 8

892 130 15
                                    

Malam phi phi sayang. Welcome back...

Happy Readi6

Jangan lupa vote dan komen....

Pagi ini adalah hari libur, Surya sudah datang di rumah Arjuna pagi-pagi sekali. Jadwal mereka masih mencari gaun untuk Arjuna.

Arjuna baru saja mandi, ia keluar dengan handuk yang melilit di kepalanya. Dengan santai ia berjalan ke arah TV.

"Kok belum siap-siap?" ucap Surya, cukup mengagetkan Arjuna.

"Mas udah datang?" kaget Arjuna.

"Dari tadi. Ayo siap-siap. Kita harus temukan gaun hari ini."

"Gaun lagi? Kenapa tidak jas saja sih?" sungut ArjunaArjuna berjalan ke kamarnya.

Di perjalanan Surya hanya diam saja. Arjuna juga ikut diam jadinya.

Sesampainya di butik, lagi-lagi tak satupun gaun yang disukai Surya. Bahkan ia lebih cepat menolaknya.

"Mas, sebenarnya Mas mau gak sih aku pake gaun?" kesal Arjuna. Sungguh dengan memakai gaun saja ia sudah sangat muak. Namun kondisinya yang sedikit berbeda membuatnya harus melakukan ini.

Surya menghela nafasnya. Sungguh memang cantik semua yang Arjuna kenakan tadi. Namun ia tau Arjuna tidak menyukai gaun tersebut. Arjuna lebih suka menggunakan pakaian laki-laki saja dari pada pakaian wanita seperti ini. Sangat tidak cocok untuk Arjuna meskipun dia tetap cantik.

"Mas kenapa sih?" tanya Arjuna berjalan mendekat ke sisi Surya.

"Mas marah aku teriak sama Mas tadi?" tanya Arjuna.

"Tidak, seharusnya Mas yang bertanya itu, apa kau marah karena Mas memintamu memakai gaun?"

"Sebenarnya sih iya, tapi mau gimana. Mama sama Papa Mas kan mau aku pake gaun."

"Sebenarnya mereka juga tidak menginginkan ini, tapi... "

"Tapi apa Mas?"

"Kan, Mas mau bilang ini. Tapi kamu jangan marah ya?" tanya Surya terlebih dahulu.

"Apa Mas, bilang apa?"

"Meski orang tua kita setuju menikah, tapi ada satu orang yang menentag pernikahan ini," ucap Surya menatap manik mata Arjuna.

"Siapa Mas? Dari keluarga Mas?" tanya Arjuna.

Surya mengangguk.

"Siapa Mas? Kenapa orang itu gak setuju? Apa karena aku gak pantas buat Mas?" tanya Arjuna.

Surya menggeleng dengan ucapan Arjuna.

"Kamu sangat pantas buat Mas Kandita, hanya saja ada dari keluarga Mas yang belum bisa menerima kamu."

"Kenapa? Apa karena aku jadi-jadian?"

"Kan, astaghfirullah? Gak boleh ngomong gitu!"

"Ya kan? Karena aku jadi-jadian kan Mas. Makanya keluarga Mas gak mau terima aku?"

Surya menghela nafasnya, "Kan, Mas, gak masalah kalau soal itu, tapi... "

"Siapa Mas yang gak mau nerima aku?" tanya Arjuna mendesak.

"Nenek Mas."

"Nenek?"

***

Minggu pagi nan cerah dengan langit full biru menandakan hari begitu damai dan sehat.

Arjuna dan Surya nampak baru saja tiba di sebuah rumah dengan pekarangan yang luas. Ini adalah rumah orang tua Surya.

Arjuna baru pertama kali menginjakan kakinya di sini.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang