bab 16

801 130 16
                                    

Nenek membalikkan tubuhnya, dapat ia rasakan bahwa cucunya begitu menyukai Kandita.

Keesokan harinya Surya pagi-pagi sudah di rumah Kandita. Ia sangat tau Kandita begitu sedih di hari sebelumnya.

"Kandita tidak di rumah?" ucap Surya terkejut.

"Ia Nak Surya. Apa Kandita ke rumah Nak Surya lagi?" tanya Ibuk khawatir. Putra istimewanya kembali menghilang pagi-pagi.

Surya menghubungi keluarganya untuk menanyakan keberadaan Kandita. Tapi Kandita tak berada di sana. Sekali lagi. Kandita sangat sulit di hubungi.

Sedangkan di sisi lain, ada seorang pemuda yang baru saja masuk ke sebuah restoran.

"Nek? Apa benar ini tempat Nenek?" kaget Kandita. Ia sekarang bersama Nenek Tami bahkan juga bersama Loli di restoran milik Nenek Tami.

Pagi-pagi sekali Kandita ingin menenangkan pikirannya dengan berlari pagi. Secara kebetulan Kandita bertemu Nenek Tami dan Loli yang juga berlari pagi di sebuah taman. Saat itulah Nenek Tami mengajak Kandita untuk sarapan di restoran miliknya.

"Ayo masuk. Nenek sudah menyiapkan sarapan untuk mu. Spesial," ucap Nenek Tami.

"Wah, aku jadi sungkan Nek
Nenek terlalu baik padaku," ucap Kandita tak enak.

"Jangan sungkan Arju, ayo masuk. Masakan di sini enak-enakloh," ajak Loli.

"Wah, benar saja. Ini semua lezat," puji Kandita ketika menyantap sarapannya.

"Ini semua resep Nenek," ucap Loli.

"Benarkah? Wah ternyata selain ini restoran Nenek. Resepnya juga dari Nenek. Nenek hebat," ucap Kandita.

"Loli terlalu memuji Nenek. Di sini juga ada resep Loli, apa kau mau mencobanya?"

"Loli?" kaget Kandita. Ia tak menduga gadis cantik ini pandai dalam memasak.

"Kau terlalu berlebihan Arju, wajar saja seorang gadis bisa memasak," ucap Loli. Hal itu langsung memukul perasaan Kandita. Ia buruk dalam memasak.

"Kenapa kau kelihatannya sedih, apa makanannya tidak enak?" tanya Loli.

"Bukan seperti itu. Aku hanya merasa buruk saja."

"Buruk kenapa?"

"Aku buruk dari segala hal. Bahkan aku juga tak bisa memasak seperti mu."

"Loh, kau kan laki-laki. Untuk apa bisa memasak. Bukankah laki-laki bukan untuk memasak, memasak itu tugas wanita seperti ku," ucap Loli.

Kandita hanya tersenyum. Ia tak tau bagaimana harus menjelaskan dirinya.

Kandita berbicara melantur, ia cukup sedih dan terluka karena ucapan Nenek sehingga ia sedikit terbuka pada Loli. Gadis yang ia baru saja kenal.

"Hahah, kau pasti menganggap ku gila, kan? Lupakan saja Loli," ucap Kandita setelah ia menceritakan perjodohannya dengan Surya. Bahkan juga dirinya yang istimewa.

Loli nampak terkejut. Ia tak menduga ternyata ada yang sama sepertinya.

"Hah? Bagaimana? Apa maksudmu?" tanya Kandita. Baru saja Loli mengatakan sesuatu yang aneh. Tidak. Kandita juga aneh. Bagaimana bisa seorang pria mengatakan dirinya wanita. Dan Loli juga mengatakan hal yang sama. Seorang wanita mengatakan dirinya pria.

"Kau pasti mengira aku sedang mengejek mu, tidak Arjuna. Aku memang benar-benar laki-laki," ucap Loli. Sungguh hal itu membuat Kandita terkejut. Ia baru pertama kali bertemu dengan seseorang sepertinya.

"Lalu? Penampilan mu?" ucap Kandita masih terkejut. Gadis cantik ini mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki. Kandita kembali menatap Loli serius dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia benar-benar terlihat seperti gadis. Bahkan dia juga memiliki payudra.

Mas SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang