Malam-malam, sebelum baca yuk Vote dan Komen dulu😚
.
.
.Di suatu sisi kota Swiss terlihat sudah terang meski sekarang masih pukul 4 subuh. Jika musim panas matahari lebih cepat muncul di sini.
Laki-laki istimewa yang baru saja tertidur beberapa jam yang lalu dikejutkan dengan tirai kelambu yang dibuka paksa oleh seseorang.
Ia mengintip melalui mata coklatnya, sosok gadis dengan tangan terlipat berdiri di ambang kasurnya.
"Apa kau tidak mau bangun hah? Apa perlu aku menyiram mu seperti tanaman sekarang?" ancam gadis yang bernama Loli itu dengan memegang gelas di tangannya.
Arjuna Kandita perlahan duduk. Sungguh ia masih mengantuk sekarang, matanya tersipit ketika dipaksa bangun.
"Ayo bangun dan ke dapur sekarang. Aku lapar!" ucap gadis itu memerintah.
Arjuna merangkak dari kasurnya. Sungguh gadis tadi sangat memerintah, tapi ia tak berdaya ketika Loli sudah mengungkit semuanya yang hanya dengan kantong kosong datang ke sini.
"Masakin aku sesuatu. Hari ini aku tidak ingin ada yang hangus di pen mu!" ucap Loli. Mereka sudah di dapur sekarang.
Sejak mereka sudah menjalani hubungan, Arjuna baru sadar. Wanita ini dengan kejam memaksa Arjuna untuk belajar memasak. Ia mengatakan hal itu harus Arjuna kuasai. Karena cepat atau lambat. Arjuna harus turun di bidang kuliner seperti kuliahnya sekarang di mana keluarga Loli memiliki usaha di bidang kuliner. Mereka memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang kuliner bahkan banyak tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan cabang restoran dengan ratting yang cukup baik.
Mau tak mau Arjuna harus mengikuti dengan patuh. Ia tak bisa membatah. Seperti yang di sebut tadi, dengan bodohnya dulu Arjuna datang mengambil uluran tangan rubah kecil di depannya dengan menjanjikan hidup yang lebih baik. Tapi siapa sangka. Kehidupan apa yang Arjuna jalani di sini. Kehidupan yang mungkin lebih parah dari tempat asalnya.
Menyesal? Jelas saja menyesal, tapi Arjuna tak memiliki apapun untuk kabur. Bahkan untuk pulang saja ia sangat malu sekarang. Ia hanya berusaha mengikhlaskan saja dan berusaha sabar menjalani kehidupan baru ini. Sungguh Arjuna tak bisa membayangkan hidup selamanya dengan rubah kecil yang sedang menyantap sandwich nya yang baru saja Arjuna buat.
"Aku mau kau lebih belajar lagi dalam memasak! Kau tau kan... "
"Aku tau!" potong Arjuna mengambil piring Loli untuk dibersihkan.
Ia langsung mencucinya karena rubah kecil itu sangat benci melihat dapurnya yang kotor. Saat ia sibuk dengan cucian, Arjuna terkejut ketika tangan seseorang melingkari pinggangnya. Arjuna langsung tak nyaman.
"Kenapa? Bukannya kita harus membiasakan hal seperti ini?" keluh Loli melihat ketidaknyamanannya kekasihnya.
"Bukan seperti itu. Aku... "
"Jun, sebentar lagi kita akan menikah. Kau harus membiasakan dirimu denganku," ucap Loli membalik tubuh Arjuna. Ia meraih tangan Arjuna yang masih basah karena mencuci piring.
"Tanganmu sangat halus. Apa karena itu kau sangat bodoh dalam membuat hidangan?" ucap Loli. Bahkan ia menghina saat memuji.
Ia mengecup punggung tangan Arjuna sambil menatap pria yang menunduk.
"Maafkan aku yang terlalu keras padamu. Aku hanya ingin kita menjadi pasangan yang sempurna, sayang," ucap Loli menyelipkan rambut Arjuna yang sedikit panjang di atas alisnya.
"Kau tampan sekali sih? Setidaknya nanti ada yang aku banggakan." Loli membelai wajah Arjuna sehingga pemiliknya bergidik geli. Entah mengapa rasanya Arjuna semakin tak nyaman. Ia pun tak mengerti, berbeda ketika Surya yang menyentuhnya, mungkin Arjuna menyerahkan diri dengan mudah.