Anna termangu ditempat saat mendengar perkataan Alaric, para tahanan yang pria itu siksa mengatakan bila para manusia tidak ada yang setia? Apa mereka berniat untuk menghasut Alaric agar menjauh dari kehidupan nya.
Mendapati Anna yang terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, dengan segera Alaric mencengkam ke-dua pipi gadis nya, menariknya ke atas hingga iris biru milik Anna terkunci dengan iris merah miliknya.
Kecupan yang didaratkan oleh Alaric diatas bibir Anna langsung menyadarkan gadis itu.
"Kenapa hmm?" Ujar Alaric menatap Anna dengan kehangatan, meskipun warna dari ke-dua manik matanya masih belum berubah.
"Ti-tidak." Balas Anna memaksakan untuk tersenyum.
"Katakan apa yang ingin kau tanyakan."
Anna menelan ludah dengan susah payah sebelum berujar, "A-apa yang kau lakukan kepada mereka yang telah mengatakan jika manusia tidak ada yang setia?"
Alaric membalas singkat, "Bunuh."
"Aku membunuh mereka dan mengambil jantung mereka untuk-ku jadikan sarapan."
Anna memasang raut wajah tidak percaya, "Me-memakan?"
Alaric langsung mengangguk tanpa beban, "Ya, jadi mulai sekarang kau tidak usah repot-repot mencari keberadaan-ku, kau cukup mengunjungi penjara bawah tanah untuk sarapan pagi bersamaku."
"TIDAK!" Teriak Anna spontan, "Ma-maksudku tidak terima kasih."
Mungkin sekarang Anna mengerti kemana Alaric pergi saat dipagi hari, dan dirinya mulai menyadari daging siapa yang tersangkut dikuku hitam milik Alaric.
Tidak bisa dibayangkan oleh Anna apa yang dilakukan oleh Alaric kepada para tahanan itu.
"Willi.. "
"Hmm?"
"Apa kau sangat suka memakan ja-jantung?"
"Tentu, karena rasanya sangat lezat."
Anna meremas ujung gaun nya, dirinya harus mulai terbiasa dengan kehidupan Alaric mulai sekarang.
"Apa.. ada makanan yang kau suka selain itu?"
Masih diposisi memeluk gadisnya, Alaric menggerakkan sebelah tangan dengan tiga jari yang diperlihatkan, "Ada makanan yang sangat-ku sukai didunia ini Nana."
Anna mengangguk dengan tatapan terarah ke-tiga jari Alaric yang berada didepan wajahnya.
"Kita mulai dari yang terakhir." Ujar Alaric.
"Makanan yang ke-tiga yang-ku sukai adalah jantung."
"Sedangkan yang kedua adalah darah."
"Kenapa kau suka darah?" Tanya Anna membuat Alaric langsung menatapnya.
"Kau bukan kaum Vampire Willi."
"Memangnya darah hanya khusus untuk bangsa Vampire?" Ujar Alaric bertanya balik, membuat Anna hanya bisa merapatkan bibir di iringi gelengan kepala karena tidak bisa menjawab kembali.
"Kau tidak tahu aroma yang dikeluarkan darah seperti apa Nana."
"Memangnya aroma nya seperti apa?"
"Lezat, dan harum." Balas Alaric sambil memainkan jari telunjuk Anna.
"Aroma, rasa serta sensasi yang dikeluarkan oleh darah membuat siapa saja tidak bisa menolak untuk mencicipi nya." Sambung Alaric, kuku panjang miliknya menusuk jari telunjuk Anna membuat gadis itu langsung meringis.
Darah mulai keluar dari tempat dimana Alaric menusuknya, pria itu mulai menjilati darah tersebut yang akan mulai menetes, membuat sekujur tubuh Anna menegang, tidak lama Anna tersentak kala Alaric menghisap darahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...