Langit tidak lagi berwarna biru gelap, tapi merah menyala. Awan-awan hitam bergumul, bulan bersinar terang dengan bentuk bulat sempurna, tidak ada bintang gemintang. Suara-suara lolongan makhluk menyeramkan dari dunia Hades saling bersahut-sahutan, ledakan sihir terjadi di setiap penjuru wilayah, langit ramai oleh ledakan sihir, teriakan kesakitan serta teriakan semangat silih berganti, seluruh pepohonan rontok habis, banyak tanah yang berlubang dan menganga lebar. Dari atas punggung Archer Anna dapat menangkap seluruh kerusakan di setiap wilayah, Archer membawa nya menyusuri perbatasan wilayah Diamond dan Neverley, seakan tahu Anna dapat membantu, Archer membawa gadis itu ke perbatasan.
Tawa yang melengking semakin terdengar jelas ketika Archer semakin mempercepat laju terbang nya menuju wilayah Floraryan.
"Apa Willi ada di sini?" Anna berujar.
Archer menggeram pelan, kepala nya bergerak-gerak tidak jelas, Fay memunculkan kepala nya dari balik saku jubah Anna, seakan dapat mengartikan gerakan Archer, Fay membalas. "Sepertinya ini bukan tempat yang mulia Lord, Anna. Griffin ini ingin kau membantu wilayah perbatasan terlebih dahulu sebelum ke tempat yang mulia Lord, aku merasakan hawa yang sangat gelap di sini... "
Fay benar, ketika laju terbang Archer semakin merendah, perlahan-lahan Anna dapat mencium bau yang busuk sekali.
Langit menumpahkan tangisnya, hujan turun deras, tubuh Anna basah kuyup. Suara lengkingan tadi kian jelas ketika Archer telah mendarat di salah satu hutan yang habis meranggas.
Anna turun saat Archer membungkukkan tubuh nya.
"Makhluk-makhluk lemah! Akan aku punahkan bangsa seperti kalian!" Suara seruan yang membuat telinga Anna berdenging itu terdengar lagi.
Anna memegang ke-dua kepala nya.
"Ayo bergegas Anna! Ini waktu nya kau bertarung dan menyelamatkan kaum Immortal!" Fay yang masih bersembunyi di dalam saku jubah nya menyemangati.
Anna menghembuskan nafas secara perlahan lantas mengangguk, ia mengikuti naluri nya untuk berjalan memasuki hutan, semakin dalam Anna melangkah, bau busuk semakin tercium pekat.
Anna menyibak semak yang tinggi nya menyamai dada, lantas netra biru terang nya di suguhkan oleh pemandangan yang mengenaskan.
Dari tempatnya berpijak, Anna dapat melihat mayat-mayat bangsa peri bergelimpangan dengan sekujur tubuh penuh oleh luka bakar dan gumpalan darah.
"LEMAH!"
Teriakan itu berasal dari seorang wanita bertanduk yang tengah mengayunkan rantai api nya, Anna dapat melihat Mimosa serta Livya bergantian menyerang wanita iblis yang tak lain Anora.
Dari arah belakang dan depan Anora di serang oleh Alvina serta Ratu Carlisle, akar raksasa keluar brutal dari dalam tanah, akar itu berputar, ujung nya begitu runcing, siap mengoyak tubuh Anora dalam sekilat.
Wanita iblis itu malah menyeringai, ia berteriak, samping kiri-kanan Mimosa serta Livya menyerang dalam waktu yang sama. Empat lawan satu sekaligus.
Serbuk keemasan mengguyur tubuh Anora, ia berdecih pelan. "Trik murahan ini tidak akan mempan kepadaku!"
Anora mengeratkan genggaman pada rantai api nya, lalu mengayunkan nya dengan cepat.
Buk! Buk!
Rantai api milik Anora habis meleburkan sihir Alvina yang berwujud akar raksasa tadi, Anora melesat, ia mengarah ke Livya, gadis peri itu terkesiap, Anora memukul dagu nya dari bawah sampai Livya terpental ke atas langit.
Bugh!
"LIVYA!" Mimosa berteriak marah, ia balas melesat, mengirim pukulan sekaligus serangan melalui sihir akarnya. Menyerang Anora dengan amarah yang bergemuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...